Banda Aceh – Perkembangan teknologi yang salah satunya mengakibatkan sebaran radikalisme melalui dunia maya masih menjadi ancaman nyata. Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh sebagai mitra stragetis Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam pencegahan, memberikan tips agar masyarakat terhindar dari radikalisme.
Ketua FKPT Aceh, Hasbi Amiruddin, dalam pembukaan kegiatan Literasi Digital sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat di Banda Aceh, menyebut sebaran radikalisme di dunia maya dikarenakan sejumlah faktor. Kemudahan akses, tarif murah untuk mengaksesnya dan minimnya kontrol pemerinrah terhadap konten merupakan beberapa faktor yang disebutnya sebagai penyebab.
“Kondisi itu diperparah dengan kemamuan masyarakat yang rendah untuk melakukan cross chek terhadap berita yang diterima,” ungkap Hasbi.
Sebagai lembaga yang diberikan amanah membantu pencegahan radikalisme dan terorisme, FKPT Aceh mencoba menawarkan enam tips. Pertama, penguatan pendidikan dan pemahaman agama di lingkungan keluarga.
“Kita mulai dari yang terkecil, dari keluarga kita terlebih dahulu,” kata Hasbi.
Tips kedua, lanjut Hasbi, FKPT Aceh mengajak masyarakat untuk memperkuat silaturahmi di lingkungan masing-masing. Terbangunnya silaturahmi disebutnya akan secara otomatis menguatkan masyarakat untuk memiliki sikap resisten dalam menghadapi serbuan paham radikal.
Untuk tips keempat, pria yang menjadi akademisi di UIN Ar-Raniry tersebut mendorong masyarakat untuk terus menyebarkan pendidikan agama yang baik dan benar kepada sesama. Sementara tip kelima yang disampaikannya berkaitan dengan etika dalam bermedia sosial, yaitu kewajiban menyebarluaskan berita yang benar dan menyejukkan, bukan sebaliknya kabar bohong dan bersifat provokatif.
“Terakhir kami mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian terhadap sesama untuk menjaga keamanan,” pungkas Hasbi.
Staf Ahli Gubernur Aceh bidang Keistimewaan Aceh, Abdul Karim, di kesempatan yang sama menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada BNPT atas kegiatan literasi digital yang dilaksanakan melalui FKPT. Sebaran radikalisme di dunia maya disebutnya sebagai dampak buruk perkemangan teknologi yang harus diantisipasi bersama-sama.
“Pemerintah Provinsi Aceh akan selalu mendukung kegiatan yang membawa manfaat bagi masyarakat banyak seperti ini,” kata Abdul.
Melalui literasi digital, lanjut Abdul, pihaknya berharap masyarakat Aceh tidak hanya sebatas memiliki kemampuan mengakses informasi di dunia maya, melainkan juga mengelola, mengintegrasikan, menganalisis, mengevaluasi, menyaring dan membangun pengetahuan baru dari informasi yang diperolehnya. [shk/shk]