Mataram – Pelibatan Komunitas Seni dan Budaya dalam Pencegahan Terorisme seringkali memunculkan pertanyaan, apa dan bagaimana caranya. Sastrawan Eka Budiantar menjawabnya dengan menyebut 3 kekuatan yang terkandung dalam puisi untuk mencegah penyebarluasan ideologi radikal terorisme.
Hal itu diungkapkan Eka saat menjadi pemateri di kegiatan Dialog Pelibatan Komunitas Seni dan Budaya dalam Pencegahan Terorisme di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (3/8/2017).
“Yang pertama puisi mengandung nilai humanisme, mengutamakan cinta pada kehidupan. Ketika seseorang sudah memiliki cinta yang kuat, tidak mungkin orang itu akan tega melakukan kejahatan terorisme,” ungkap Eka.
Yang kedua, lanjut Eka, puisi mengandung nilai perdamaian. “Puisi pada umumnya bersifat lembut, mengajak penikmatnya untuk menyadari perbedaan yang ada di sekitarnya. Secara tak langsung ini akan mengajak pembaca puisi untuk mengamalkan toleransi,” tambahnya.
Sementara yang ketiga puisi disebut oleh Eka mengandung nilai konservasi. Dengan nilai tersebut karya puisi akan mengajarkan ke pembacanya untuk selalu membela dan menjaga lingkungan yang harmonis.
“Lingkungan yang masyarakatnya harmonis akan susah dipecahbelah. Ini yang menjadi benteng agar ideologi radikal terorisme tidak masuk,” pungkas Eka.
Kegiatan Dialog Pelibatan Komunitas Seni dan Budaya dalam Pencegahan Terorisme di Mataram terselenggara atas kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Nusa Tenggara Barat. Kegiatan yang sama sudah dan akan diselenggarakan di 32 FKPT se-Indonesia di sepanjang tahun 2017. [shk/shk] Attachments area