Pekalongan – Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah, Budhiyanto, mengungkap potensi radikalisme dan terorisme di wilayahnya. Khusus kawasan pesisir Pantai Utara (Pantura) disebut memiliki potensi yang harus diwaspadai.
“Pantura itu kondisinya meneng-meneng ngedeni (diam-diam mengerikan),” kata Budhiyanto saat menyampaikan sambutan di pembukaan kegiatan Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Menghadapi Radikalisme di Pekalongan, Sabtu (28/4/2018).
Dalam penilaiannya Budhiyanto menggunakan parameter temuan sejumlah pelaku asal kawasan Pantura di beberapa kasus terorisme belakangan ini. Antara lain ledakan bom di Jl. Thamrin, Jakarta, pelakunya diketahui berasal dari Pekalongan dan Tegal. Kasus lainnya, yaitu penyerangan pos polisi di Tuban, Jawa Timur, beberapa pelaku tercatat sebagai warga Semarang.
“Kalau dulu pelaku yang banyak dari Solo Raya, sekarang sudah mulai muncul dari Pantura. Yang sedih korban bom di Jalan Thamrin ada juga dari Tegal. Jadi pelakunya orang Jawa Tengah, korbannya Jawa Tengah, lokasinya saja di Jakarta,” urai Budhiyanto.
Menyikapi situasi tersebut, Budhiyanto mengajak jajaran penyuluh agama di Eks Karesidenan Pekalongan untuk meningkatkan perannnya. Kegiatan-kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan diminta selalu disisipi materi deradikalisasi. “Saya minta tolong. Mau pengajian, mengajar atau dakwah, tolong selalu sisipi materi deradikalisasi. Mari bersama-sama kita mencegah, jangan sampai ada lagi pelaku maupun korban terorisme, khususnya dari Jawa Tengah,” tandasnya.
Dalam sambutannya Budhiyanto juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada BNPT atas kegiatan yang diadakah. Ucapan yang sama juga disampaikan kepada anggota DPR RI, Arsul Sani, yang menyempatkan hadir di kegiatan yang dilaksanakan di Pekalongan.
“Di sini ada Pak Arsul, tokoh kita bersama. Semoga beliau bisa meneruskan harapan kita bersama agar honor penyuluh agama bisa segera dinaikkan,” kata Budhiyanto disambut tawa peserta kegiatan.
Kegiatan Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Menghadapi Radikalisme diselenggarakan oleh BNPT dan 32 FKPT se-Indonesia sepanjang tahun 2018. Output dari kegiatan ini adalah dibukukannya naskah dakwah yang ditulis oleh penyuluh agama, untuk kemudian disebarluaskan ke masyarakat. [shk/shk]