FKPT: Gudangnya Penghafal al-Quran ada di Banten, tapi ….

FKPT: Gudangnya Penghafal al-Quran ada di Banten, tapi ….

Pandeglang – Sekretaris Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Banten, KH. Amas Tadjuddin, mengklaim Banten sebagai daerah yang sangat islami yang di antaranya ditandai dengan banyaknya masyarakat penghafal al-Quran. Akan tetapi dia juga mengingatkan bahwa Banten juga terkenal karena terorismenya.

“Yang trending di masyarakat Banten sekarang adalah menghafal al-Quran. Itu bagus, kita senang banyak masyarakat melakukannya. Tapi menghafal al-Quran saja tidak cukup jika tidak diteruskan dengan memahami isinya,” kata Amas.

Pernyataan Amas tersebut disampaikannya saat membacaskan sambutan Ketua FKPT Banten di pembukaan kegiatan Rembuk Aparatur Kelurahan dan Desa tentang Literasi Informasi di Pandeglang. Hadir dalam kegiatan tersebut kepala desa, lurah, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa se-Kabupaten Pandeglang dan daerah sekitarnya, untuk diberikan pembekalan terkait tata cara mengenali hoaks dan cara mengatasinya.

“Lalu kenapa saya sebut Banten juga terkenal karena terorisnye? Karena tercatat pelaku terorisme pertama di Indonesia adalah orang Banten, yaitu Imam Samudra,” tambah Amas.

Amas juga menukil kembali cerita penusukan terhadap mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, yang disebutnya kembali mencoreng nama Banten. “Maka dari itu menjadi tugas kita semua agar Banten terbebas dari terorisme,” tegasnya.

Dalam sambutannya Amas juga meminta semangat mempelajari al-Quran yang tengah tumbuh subur di masyarakat Banten tidak menjadi kontraproduktif dengan terus terjadinya aksi-aksi terorisme. Aparatur kelurahan dan desa diharapkan dapat menjadi motor untuk digerakkannya keterlibatan aktif masyarakat di setiap upaya pencegahan.

Sekretaris Badan Kesbangpol Provinsi Banten, Maman Suratman, yang hadir mewakili Kepala Badan, menyampaikan dukungan pihak Pemerintah Provinsi terhadap setiap kegiatan pencegahan terorisme yang dilaksanakan BNPT dan FKPT Banten. Dia juga mendorong agar masyarakat bisa terlibat aktif dalam hal sekecil apapun di upaya pencegahan.

“Aparatur kelurahan dan desa apa yang bisa dilakukan? Banyak. Misalkan aktifkan kembali Poskamling, wajib lapor bagi setiap tamu, dan lain sebagainya,” kata Maman.

Keterlibatan aparatur kelurahan dan desa, lanjut Maman, akan menjadi bentuk kewaspadaan dini yang dapat memperbesar potensi keberhasilan penanggulangan terorisme. [shk/shk]