Jakarta – Kerukunan antarumat mesti didorong seluruh pihak dengan menghindarkan pengelompokan. Sikap toleran antarmasyarakat mesti dikedepankan, sehingga dapat memajukan peradaban, khususnya umat muslim.
“Kemajuan peradaban muslim ditandai dengan tidak adanya lagi pengelompokkan antarumat beragama,” kata Rektor UIN Syarif Hidayatulloh Asep Saefudin Jahar dalam diskusi Deep Talk Indonesia di Jakarta, Rabu (8/3).
Menurut dia, umat muslim jangan sampai gagal paham terkait sikap toleran. Sebab, melalui sikap itu muncul nilai kesetaraan, keadilan, dan perdamaian. Hal tersebut sesuai dengan perjanjian internasional.
Senada, Guru Besar Sosiologi UIN Jakarta Dzuriyatun Thoyibah mengatakan sikap toleran amat penting untuk menunjukkan Islam rahmatan lil alamin. Dalam ilmu sosiologi, hal tersebut terkait dengan persatuan bangsa.
“Dan semakin berkembangnya Islam, seorang Muslim akan semakin toleran kepada sesama manusia,” kata Thoyib.
Ketua LBM PBNU Mahbub Ma’afi menyebut ada rekomendasi Fikih Peradaban NU yang melihat relasi muslim dan umat beragama lain perlu dimanajemen. Sehingga, dapat melahirkan perdamaian.
Mahbub mengatakan proses itu sangat penting. Sebab, tak akan ada kemajuan tanpa perdamaian dalam peradaban yang maju.
“Pengakuan dalam rekomendasi fikih peradaban merupakan manifestasi dari sikap keterbukaan dan kejujuran. Selain itu, dapat diasumsikan bahwa NU melalui rekomendasi mengajak seluruh bangsa untuk berdamai,” kata Mahbub.