Bandar Lampung – Serangkaian aksi terorisme yang belakangan terjadi di beberapa daerah tak menyurutkan langkah BNPT dalam upaya pencegahan. Di Lampung, Rabu (16/5/2018), semangat melawan terorisme digelorakan di kalangan pelajar SMA dan sederajat.
Kegiatan pencegahan terorisme untuk kalangan pelajar di Lampung dilaksanakan di halaman IBI Darma Jaya, Bandar Lampung, dikemas dalam Workshop Lomba Video Pendek BNPT. Kegiatan ini diawali dengan apel kebangsaan untuk membangkitkan semangat nasionalisme, yang teknis pelaksanaannya dilakukan bersama BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Lampung.
“Jangan pernah berpikir tentang situasi teror yang saat ini yang terjadi. Yang perlu di pikirkan adalah bagaimana berprestasi dan berkarya untuk bangsa,” kata Ketua FKPT Lampung, Irwan Sihar Marpaung.
Irwan yang pada apel kebangsaan bertindak sebagai pembina upacara menegaskan, ketika kalangan pelajar disibukkan dengan berkarya, dengan sendirinya akan mampu menolak paham radikal terorisme. “Membuat video pendek dengan konten menjaga keutuhan NKRI adalah karya yang bisa kalian buat,” tambahnya.
Selepas apel kebangsaan, pencegahan terorisme untuk kalangan pelajar di Lampung dilanjutkan dengan Workshop Lomba Video Pendek. Aktris Prisia Nasution dan sineas Swastika Nohara dihadirkan oleh BNPT untuk menjadi mentor, berbagi tehnik pembuatan video pendek.
“Ini langkah cerdas BNPT. Mengajak pelajar membuat video pendek sebagai bagian dari kontranaratif terhadap ujaran kebencian yang banyak beredar,” kata Prisia.
Pia, demikian Prisia disapa, menyebut terorisme adalah tantangan nyata yang saat ini dihadapi Indonesia. Generasi muda, khususnya pelajar bisa turut terlibat dalam upaya pencegahannya. “Terorisme telah mencabik-cabik keutuhan dan persaudaraan bangsa kita yang beragam. Mari bersama merajut dan merawat keutuhan bangsa ini untuk mencegah terorisme terus berkembang,” tegasnya.
Sementara penulis skenario Swastika Nohara, di kesempatan yang sama menyoroti dilibatkannya anak-anak dan perempuan dalam aksi terorisme belakangan. Dia menyebut anak-anak dan perempuan sebagai bagian dari keluarga seharusnya dibentengi dari paham radikal terorisme, karena dari merekalah rasa cinta ditumbuhkan.
Swastika juga menyampaikan pentingnya mengamalkan semangat Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dikatakannya, keragaman yang ada di Indonesia jangan sampai menjadi pendorong adanya perpecahan di antara masyarakat.
“Nasionalisme Indonesia dijiwai oleh semangat Bhinneka Tunggal Ika dimana perbedaan adalah hal yang diakui dan malah menguatkan persatuan dan kesatuan,” pungkas Swastika. [shk/shk]