Palangkaraya – Ketua Dewan Pers Republik Indonesia, Yosep Adi Prasetyo, mendorong media massa di daerah untuk mengangkat local wisdom atau kearifan lokal ke dalam pemberitaan sebagai wujud pencegahan terorisme.
Ketika menjadi narasumber dalam kegiatan Kunjungan Media Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Tengah ke 4 redaksi media massa, Rabu (24/8/2016), Yosep Adi Prasetyo mencontohkan tradisi Rumah Betang adalah bentuk local wisdom yang harus dilestarikan, karena merupakan potret kerukunan masyarakat.
“Kita semua mengetahui salah satu akar terorisme adalah radikalisme. Tradisi Rumah Betang, di mana satu rumah bisa dihuni oleh 4 keluarga dengan agama berbeda adalah wujud kerukunan yang bisa memupus tumbuhnya radikalisme,” jelas Yosep.
Stanley, demikian Yosep Adi Prasetyo disapa di kesehariannya, menambahkan tradisi Rumah Betang juga dikenal di Ambon, Maluku, dengan nama Pelagandong. Akan tetapi tradisi tersebut saat ini musnah akibat konflik sosial. “Di sini dibutuhkan peran media. Local wisdom bisa terus ada jika masyarakat terus mengetahuinya, salah satunya melalui pemberitaan,” tambahnya.
Selain Rumah Betang dan Pelagandong, Stanley juga mencontohkan beberapa kearifan lokal di Indonesia yang bisa menjadi sarana pencegahan radikalisme dan terorisme, antara lain Bakar Batu atau Barapen di Papua, Gagak Enggang di Kalimantan Selatan, dan Tarian Dero di Palu, Sulawesi Tengah.
“Ketika masyarakat hidup rukun secara otomatis radikalisme tidak akan tumbuh. Ketika radikalisme pupus, besar harapan terorisme bisa dicegah sedini mungkin,” urai Stanley.
Kunjungan Media adalah salah satu metode dalam kegiatan Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme yang dilaksanakan BNPT bersama FKPT di 32 provinsi se-Indonesia. Satu metode lainnya adalah Diseminasi Pedoman Pelibatan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme.