Deputi 1: BNPT Masuk Pesantren bukan Karena Ada Teroris

BANTEN – Mencegah pengaruh paham radikalisme dan terorisme di Indonesia tidak bisa dilakukan secara tunggal atau hanya mengandalkan peran negara semata. Seluruh elemen masyarakat perlu dilibatkan secara aktif dan partisipatif dalam menanggulangi persoalan ini. Apalagi semua orang tahu bahwa paham radikal dan aksi teror berdampak luas dan berbahaya bagi masyarakat dan negara.

Selama ini BNPT telah bekerja sama dengan sejumlah organisasi dan para tokoh agama dan masyarakat. Organisasi berbasis agama dan pemuda tak luput dari jangkauan BNPT untuk membendung aksi kekerasan. Demikian pula dengan sejumlah instansi pendidikan Islam di tanah air pun ikut dilibatkan dalam upaya penanggulangan terorisme dan penyebaran paham radikalisme.

Seperti yang terjadi hari ini di Serang Banten, BNPT bergandeng tangan bersama para Dai muda dan ulama SE-Banten. Acara dalam bentuk dialog ini pun dilaksanakan di Pesantren Al-Fathaniyyah Serang Banten. Harapannya, para ulama, dai, dan pimpinan pondok pesantren memiliki kepekaan terhadap bahaya radikalisme dan terorisme ini bagi masa depan Indonesia.

“Itulah yang disebut sebagai strategi pendekatan lunak (soft approach) yang dilakukan BNPT, yaitu mengajak peran serta masyarakat dalam menanggulangi bahaya radikal terorisme ini,” demikian disampaikan oleh Deputi 1 BNPT Mayjen TNI Agus SB dalam sambutan sekaligus pembukaan acara, Selasa (20/10/2015).

Mayjen Agus SB pun menjelaskan bahwa keterlibatan BNPT dengan masyarakat pesantren bukan karena lembaga penanggulangan teror ini mencurigai aktifitas pesantren. Bukan pula karena BNPT menganggap pesantren sebagai sarang terorisme. Melainkan merupakan bentuk kesadaran bahwa pesantren merupakan tonggak utama untuk menjelaskan Islam yang sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad. Sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk ‘menyelamatkan’ umat dari pengaruh paham yang merusak citra Islam.

Atas dasar itulah, kerjasama dengan kalangan pesantren merupakan sebuah keniscayaan dan keharusan. Peran strategis masyarakat pesantren tidak bisa dinafikan begitu saja oleh negara. Karena bagaimana pun dalam sejarah Republik Indonesia, pesantren memiliki andil yang sangat besar bagi keutuhan negara.

“Semoga kegiatan serupa dengan menjalin kerjasama dengan para ulama akan terus terjalin karena kita harus bersama cegah terorisme,” pungkas Mayjen Agus SB.

Bersama cegah terorisme!