Jakarta – Kementerian Pemuda dan Olahraga menginisiasi dialog antaragama yang diikuti pemuda negara ASEAN. Kegiatan itu ditujukan untuk memperkuat toleransi sekaligus mencegah berkembangnya radikalisme di kawasan ini.
“Indonesia menginisiasi dialog kepemudaan antaragama sebagai bentuk komitmen menjaga perdamaian dan memperkuat budaya keberagaman bagi pemuda. Ini penting dan harus menjadi komitmen semua pihak,” kata Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Ni’am Sholeh saat membuka acara Mid-Term Review Validation Workshop of The ASEAN Work Plan on Youth 2016-2020 yang dilaksanakan di Mercure Convention Centre Ancol, Jakarta.
Ni’am mengatakan fenomena radikalisme di kalangan pemuda dipicu oleh sentimen atau cara pandang yang tidak tepat.
“Kegiatan ini dilakukan untuk memperkuat relasi kepemudaan di ASEAN, khususnya penguatan toleransi di kalangan pemuda agar menjadi penangkal tumbuhnya radikalisme atas nama agama, politik, ras, atau apa saja yang didasari perbedaan. Indonesia menginisiasi dialog kepemudaan antaragama sebagai bentuk komitmen menjaga perdamaian,” ujar Ni’am, dikutip dari detik.com, Rabu (24/4/2019).
Dalam kesempatan ini, Asrorun Ni’am mengajak seluruh delegasi mengucapkan belasungkawa atas tragedi di Sri Lanka dan New Zealand. Dia berharap intoleransi yang berujung terorisme tidak terjadi lagi.
“Semoga ini yang terakhir. Kita berharap semua anak muda di dunia, khususnya ASEAN, memperkuat toleransi serta membiasakan menghargai perbedaan. Toleransi adalah kunci perdamaian,” ujar Ni’am, yang juga Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora.
Selain di bidang toleransi dan deradikalisasi, agenda ini membahas pendampingan, wirausaha muda, kepedulian sosial, dan kepemimpinan maupun peningkatan kualitas kompetensi. (