Lombok Barat – 200-an pelajar SMA dan sederajat di Lombok Barat, Kamis (24/5/2018), dikumpulkan oleh BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) NTB di ruang sidang DPRD setempat. Kepada mereka ditanamkan semangat kebangsaan untuk mencegah radikalisme dan terorisme.
Penanaman semangat kebangsaan ke pelajar di NTB dikelas dalam kegiatan Workshop Lomba Video Pendek BNPT, sebagai upaya pelatihan pembuatan video pendek untuk lomba yang sama. Sebelum pelatihan dilaksanakan, ratusan pelajar diajak bersama-sama mengikrarkan diri sebagai generasi muda antiradikalisme dan antiterorisme.
“Kalian adalah agen perubahan bangsa yang harus berperan dalam pencegahan radikalisme dan terorisme. Karena itu sedari sekarang tanamkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan cinta tanah air,” kata Bendahara FKPT NTB, Ani Suryani Hamzah di sambutan pembukaan kegiatan.
Di tengah maraknya aksi terorisme di berbagai wilayah di Indonesia, Ani bersyukur NTB masih tergolong aman. Meski demikian dia mengajak seluruh masyarakat, khususnya kalangan pelajar peserta kegiatan, tetap mewaspadai kejahatan luar biasa tersebut. “Terosime tidak hanya menyasar aparat keamanan, masyarakat sipil juga bisa menjadi korbannya. Karena itu tugas kita semua untuk waspada dan melawan terorisme,” tegasnya.
Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Letkol (Laut) setyo Pranowo, menyebut radikalisme muncul akibat degradasi Pancasila, delegitimasi pemerintah serta pemikiran dan sikap intoleran. Khusus generasi muda, penyebab lain adalah pengaruh globalisasi.
“Untuk generasi muda dibutuhkan kemanuan menyaring setiap informasi yang masuk dan kemauan belajar, menerima dan menghargai keragaman di masyarakat Indonesia,” kata Setyo.
Kegiatan Lomba Video Pendek BNPT 2018 yang mengambil tema “Menjadi Indonesia”, lanjut Setyo, adalah ajang yang tepat bagi generasi muda mengasah sikap toleransinya. “Di sini kalian diajak menuangkan kemajemukan Indonesia dalam sebuah karya video. Ada dua hal yang kalian dapatkan, yaitu ilmu pembuatan video dan pemahaman bagaimana perbedaan yang ada di Indonesia bukanlah untuk dijadikan bahan perpecahan,” pungkasnya. [shk/shk]