Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Dr. Saud Usman Nasution, SH, MH mengatakan bahwa terorisme merupakan ancaman yang akan terus berkembang dan menjadi musuh nyata bagi semua orang. Ia menjelaskan sejarah panjang terorisme yang telah ada sejak jaman pra-kemerdekaan.
“Sejak masa Pra-kemerdekaan Indonesia, telah muncul gerakan radikalisme yang berusaha menggeser paham-paham nasionalis, namun berkat upaya tokoh-tokoh negera upaya itu dapat diselesaikan. Selanjutnya gerakan radikalisme kembali muncul di era orde baru dalam bentuk gerakan bawah tanah yang dipelopori oleh Abu Bakar Ba’asyir dan Abdullah Sunkar yang kemudian meninggalkan Indonesia akibat tekanan pemerintah dan mengasingkan diri ke Malaysia dan selanjutnya ke Afghanistan,” Jelas Saud dalam sambutannya pada acara pembukaan Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di kalangan Pemuda yang diselenggarakan di Medan, Sumut, hari ini, Rabu 10/02/2016.
Pada era reformasi dimana kebebasan berpendapat dibuka bebas hingga semua orang merasa tidak lagi memiliki tekanan dan ketakutan untuk membentuk organisasi atau menyatakan pendapat, kelompok mereka kembali ke Indonesia di penghujung tahun 90-an untuk merealisasikan apa yang selama ini menjadi dambaan mereka, yaitu mendirikan Negara Islam Indonesia.
Kepala BNPT itu kemudian menjelaskan bahwa Abu Bakar Ba’asyir dan rekan-rekannya mulai melancarkan serangan-serangan ke gereja, ke beberapa kedutaan asing dan hotel berbintang serta tempat tempat hiburan telah menyentak semua warga bahwa teroris kini mulai merambah negeri kita. Bangsa Indonesia baru menyadari bahwa sesungguhnya negara kita telah terancam dengan adanya kelompok radikal terorisme.
Karena itu, pemerintah Indonesia membentuk BNPT sebagai salah satu instrument penting pemerintah untuk ikutserta membantu pemerintah dalam menyusun program dan berkoordinasi dengan semua pihak untuk melakukan penanggulangan terorisme.
Dalam menjalankan program ini lanjutnya, BNPT telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti Universitas, tokoh agama, organisasi kepemudaan, guru-guru, pemuda, dll sebagai bagian yang paling penting dalam upaya pencegahan radikalisme terorisme.
Dialog Nasional yang dibuka langsung oleh Kepala BNPT ini melibatkan sejumlah pemateri-pemateri dari pusat dan daerah antara lain guru besar dari UIN Medan dan pejabat-pejabat tinggi BNPT. Mereka memfokuskan pembahasan tentang fenomena terorisme dan mekanisme yang dilakukan oleh BNPT dalam menanggulangi terorisme di negeri ini.