Sentul – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) secara resmi melepas sebanyak 15 orang warga binaan eks deportan simpatisan jaringan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syriah (ISIS) untuk selanjutnya kembali ke masyarakat.
Ke 15 WNI eks. deportan simpatisan ISIS tersebut dilepas oleh Kasubdit Bina Dalam Lapas Khusus BNPT, Kolonel Mar. Andy Prasetyo di kantor BNPT, komplek Indonesian Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Kab. Bogor pada Rabu (13/9/2017) siang. Menurutnya pelepasan ini juga sebagai wujud gambaran suatu sinergitas antar Kementerian / Lembaga (K/L) terkait dalam penanggulangan terorisme.
“Momentum pelepasan eks deportan \simpatisan ISIS ini bukan sekedar formalitras semata. Ini adalah momentum nyata bahwa K/L-K/L yang ada, yang terkait dalam penanggulangan terorisme bersama-sama untuk saling membantu mereka (deportan) agar dapat kembali diterima di lingkungan masyarakat,” ujar Kolonel Mar. Andy Prasetyo di temui disela-sela acara.
Dikatakan alumni AAL tahun 1995 ini juga menjelaskan bahwa pelepasan ini juga merupakan tonggak bagi para deportan ini dimana mereka itu ingin kembali ke NKRI. “Ini juga menjadi ujian bagi K/L-K/L yang bertugas dan bertanggung jawab untuk dapat membina mereka. Karena para deportan ini sudah mengakui penyesalannya saat mereka pindah ke Suriah,” ujarnya.
Dikatakannya, dalam pelepasan tersebut beberapa unsur terkait juga turut hadir sesuai dengan domisili para deportan tersebut. Seperti contoh saat pemulangan tersebut yang menjadi leading sector adalah dari Kementerian Dalam Negari (Kemendagri) melalui unsur paling depan yakni lurah dibantu koramil dan juga polsek sesuai dengan domisli para deportan tersebut.
“Ini menandakan suatu kebersamaan untuk sama-sama peduli dalam memberantas paham radikal terorisme agar tidak kembali tumbuh di masyarakat. Karena kita tidak bisa jalan sendiri-sendiri,” ujarnya.
Terkait para deportan ini. lebih lanjut dirinya mengungkapkan bahwa, sebelum dilepas untuk kembali ke masyarakat para deportan ini sejak sepulang dari Irak telah mendapatkan bimbingan terlebih dahulu terkait pemahaman seperti wawasan kebangsaanya, agama dan juga psikologinya di Pusat Deradikalisasi (Pusderad) BNPT.
Selama berada di Pusderad kesaksian mereka selama berada di Suriah itu ya mereka ceritakan bagaimana keadaan mereka disana. Namun setelah berangkat ke Suraih timbul kekecewaan dari mereka bahwa janji yang diberikan oleh kelompok ISIS ini tidak sesuai dengan kenyataan.
“Dan akhirnya timbul dari benak mereka bahwa bangsa saya lebih baik daripada di Suriah. Dan akhirnya mereka kembali. Setelah kembali tanah air bagi mereka ini adalah kesempatan hidup kedua dengan lebih cinta kepada bangsa Indonesia,” ujar mantan Komandan Pusdik Bintara AL, Puslatdiksarmil, Kodikaltal ini .
Dijelaskannya, dalam pemulangan para deportan ini pihaknya juga menyerahkan kepada aparat teritorial setempat mengenai data-data para deportan itu selama berada di Pusderad BNPT seperti data kesehatan, keadaan psikologi terakhir dan sebagainya
“Ini agar aparat teritorial itu tidak bingung lagi terhadap kondisi masing-masing deportan tersebut. Selain itu aparat di daerah dapat membantu mengembalikan identitas mereka yang sudah hilang seperti KTP, Kartu Keluarga. Kami berharap para stakeholder yang ada di daerah ini bisa membantu hak-hak para deportan ini,” ujarnya mengakhiri
Sementara itu para deportan ini oleh BNPT diserahkan kepada Kabid Kewaspadaan Kesbangpol Kemendagri, Drs Primus Wowo, M.Si. Dirinya berharap terhadap semua unsur-unsur yang ada tidak segan-segan untuk aling bersinergi baik di tingkat provinsi dan kota.
“Banyak program yang sudah kami lakukan melalui FKPT dan Kebansgpol Provinsi. Kegiatan dalam rangka deradikalis baik terhadap eks napi terorisme dan juga terhadap masyarakatat agar kita cegah untuk tidak terlibat dalam aktivitas yang mengarah teroirsrisme,” ujarnya
Kepada para deportan dirinya mengucapkan syukur bahwa para deportan ini sudah sadar dan kembali lagi menjadi warga DKI dan Jawa Barat. “Tidak usah segan-segan atau galau. Jadi kita sama-sama berkumpul dengan warga yang lain. Nanti pak lurah dan pak Camat sama-sama membantu sehingga tidak ada lagi kekahawtiran atau ketakutan. Kita semua akan mengayomi,” ujanrya.
Seperti diketahi bahwa pada 12 Agustus 2017 lalu sebaganyak 18 orang WNI eks, deportan simpatisan ISIS ini tiba di Indonesia setelah dijemput pihak dari BNPT dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI di kota Erbil, Irak.
Setibanya di Tanah Air, ke-18 orang deportan ini dibawa ke Pusat Deradikalisasi BNPT yang berada di komplek IPSC, Bogor untuk mendapatkan pembinaan lebih lanjut dalam rangka memulihkan kondisi mentalnya. Selama satu bulan dalam pembinaan di Pusderat BNPT, sebanyak 15 dari 18 orang deportan itu bisa dilepas untuk dapat kembali ke masyarakat pada hari Rabu siang ini.