Medan- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) resmi mengukuhkan Duta Damai Dunia Maya Provinsi Sumatera Utara sebagai mitra strategis dalam menyebarkan konten perdamaian di dunia maya (12/7/2018). Komunitas anak muda diharapkan menjadi agen penebar perdamaian dengan melakukan jejaring dengan komunitas di Sumatera.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Utara, Zulkarnain, yang turut hadir dalam acara pengukuhan dan penutupan Workshop Duta Damai ini mengharapkan Duta Damai Sumatra Utara dan FKPT Sumatera Utara dapat bersinergi dalam program pencegahan terorisme. Ia menegaskan Sumatra Utara merupakan tempat program deradikalisasi pertama kali di Indonesia dalam bentuk pendidikan, tepatnya ada di Pesantren Al-Hidyah. Pesantren ini berisikan dikelola oleh mantan napiter untuk mendidik anak-anak mantan teroris.
“Kita bisa bersama-sama bersilaturahmi mengunjungi kawan kita yang ada di Pesantren Al-Hidayah. Selain untuk bersilaturahmi kita juga dapat menambah informasi dan pengetahuan kita tentang radikal terorisme.” Ujar Zulkarnain
Lebih lanjut, Zulkarnain mengungkapkan hasil penelitian FKPT mengenai penyebab radikalisme sangat bervariasi. Salah satu contoh dari penelitian terhadap sekolah berbagai pengakuan para siswa-siswa yang ada di Sumatra Utara ternyata mereka pertama kali mendapatkan paham radiklisme pada waktu sekolah setingkat SLTA. Kegiatan ekstra kurikuler dijadikan alat sebagai penyebaran paham dan ajaran radikalisme.
“Dalam kegiatan pesantren kilat di sekolah ada beberapa organisasi yang menawarkan jasa ke sekolah-sekolah untuk mengelola kegiatan itu tanpa dibayar, dan ketika sekolah menerima, pihak sekolah juga tidak bisa leluasa mengontrol kegiatan tersebut. Di sana mereka akan mendoktrin pelajar lewat dakwah.” ungkapnya.
Belakangan ini di lingkungan kampus juga dijumpai mahasiswa yang sudah terpapar paham radikalisme. Ia mengharapkan Duta Damai apabila menemukan teman atau seseorang yang sudah terpapar dengan paham radikal di lingkungan kampus untuk dilaporkan kepada BNPT atau FKPT di daerah.
“Untuk yang masih mahasiswa, bagaimana cara kita untuk merangkul kawan-kawan kita yang ada di kampus jangan sampai kampus dijadikan tempat untuk mendidik anak untuk menjadi radikal. Biasanya kegiatan penyebaran paham radikalisme itu dilakukan di masjid-masjid kampus.” Imbuh Zul, panggilan akrabnya.
Dalam tahun ini, lanjut Zulkarnain, FKPT Sumut telah melakukan penelitian tentang kearifan local. Ia berharap kehadiran anak muda Duta Damai Sumatra Utara bisa terus melakukan program pencegahan dengan memanfaatkan kearifan lokal.
“Salah satu yang dimiliki oleh Sumatra Utara adalah kearifan lokalnya. Kita dapat mengolah kearifan lokal untuk dijadikan pendekatan melawan radikalisme.” pungkas Zulkarnain.