Bogor-Penyebab kemungkinan gagal dalam dunia pendidikan salah satunya karena pengaruh radikalisme dan terorisme. Badan Nasional Penanngulangan Terorisme (BNPT) sering memberikan penyuluhan kepada mahasiswa agar tidak gampang terpengaruh dengan paham radikal.
Dalam kegiatan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) yang diselenggarakan oleh Universitas Pakuan di Bogor (6/9/2017), hadir Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT sebagai narasumber. Kegiatan ini diikuti oleh 3500 peserta yang terdiri dari mahasiswa baru.
Dalam paparannya Rahman menyampaikan bahaya paham radikalisme bagi generasi muda dan perkembangan terkini jaringan terorisme.
“Apa yang terjadi di suriah merupakan kelompok ISIS yang mengaku punya wilayah dan pemerintahan sendiri. Tidak sedikit WNI yang terpapar paham radikal dan memilih pindah ke Suriah seperti pentolannya Bahrum Naim, Bahrumsah, dan Salim Mubarok. Tokoh2 ini juga yang mebuat banyak WNI ikut pindah ke Suriah.”(6/9/ 2017)
Lebih lanjut, mantan Sekretaris Utama BNPT ini menuturkan perkembangan terorisme dan perubahan pola yang mereka lakukan. Kelompok teror saat ini sudah menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan untuk meracik bom seperti bom panci. Hal ini dilakukan agar mereka tidak mudah terpantau oleh pihak yang berwajib.
Selain aksi yang menakutkan, bahaya lain kelompok terorisme adalah paham dan ideologinya.
“Dalam kelompok mereka selalu berfikir apapun yang mereka lakukan semuanya benar dan apa yang dilakukan orang lain selain anggota mereka adalah salah, gampang mengkafir-kafirkan orang yang tidak sependapat dengan mereka. Inilah contoh orang yang sudah terdoktrin paham radikal, ” tegasnya.
Menurut bapak kelahiran Makassar ini, paham dan doktrin salah mereka sangat mudah mempengaruhi generasi muda. Orang yang melakukan bom bunuh diri dengan harapan mendapatkan 72 bidadari di surga merupakan contoh yang sudah terpapar paham radikalisme. Padahal, menurut Rahman, dalam Islam ditegaskan bunuh diri itu hukumnya haram.
Karenanya, Rahman memberikan langkah-langkah guna menghindari pengaruh paham radikal terorisme.
“cara menghindari paham radikal yaitu dengan cara menanamkanrasa kecintaan terhadap NKRI, perkaya wawasan keagamaan, waspadai pola perekrutan terorisme di kampus, jadikan keluarga menjadi tempat konsultasi yang dipercaya, dan laporkan hal-hal yang mencurigakan kepada aparat negara ataupun dosen,” pungkasnya.