BNPT: Apapun Bentuknya, Tujuan Terorisme Ingin Mengganti Ideologi Pancasila

Riyadh- Sebenarnya apapun bentuk gerakan terorisme dalam sejarah Indonesia selalu memiliki tujuan yang sama yakni mengganti ideologi negara. Tujuan tunggal dari gerakan tersebut adalah mendirikan negara Islam. Karena itulah, dari masa ke masa terorisme selalu menjadi tantangan bagi Indonesia sebelum keinginan mereka tercapai.

Demikian ditegaskan oleh Dikretur Pencegahan BNPT dihadapan sekitar 150 WNI di Riyad dan sekitarnya dalam acara Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS kepada WNI di Arab Saudi di Kantor KBRI di Riyadh (19/04/2016). Kelompok radikal terorisme akan terus menciptakan kondisi dunia seolah selalu dalam masa perang. Karena itulah, menurut Hamidin, konsep jihad dalam versi mereka selalu dimaknai perang.

Selain konsep jihad yang dimaknai sepihak, ada beberapa konsep keagamaan yang kerap mereka gunakan sebagai senjata mempengaruhi masyarakat. Salah satunya adalah konsep hijrah. Menurut mantan Kapolres Jakarat ini, konsep jihad dimaknai sebagai suatu kewajiban untuk berpindah ke negeri yang sudah dicia-citakan, yakni Irak-Suriah. Anehnya tidak hanya masyarakat bawah, bahkan pengusaha dan pejabat tidak sedikit yang terbodohi dengan iming-iming hijrah ini.

Dalam siklus terorisme ada masyarakat, negara dan teroris. Dalam alur tersebut, masyarakat merupakan elemen yang paling lemah, sehingga selalu menjadi sasaran aksi dan propaganda teroris. Karena itulah, dalam kegiatan ini penting ditegaskan apa sebenarnya ciri-ciri radikal terorisme agar masyarakat tidak mudah terpedaya oleh propaganda dan provokasi kelompok radikal terorisme tersebut.

Ciri-ciri umum kelompok radikal terorisme, menurut Hamidin, adalah mereka selalu tidak toleran, fanatik, ekslusif dan revolusioner.  Apabila agama dilakukan secara ekslusif hal itu sangat rentan menjadi radikal. Beragama secara ekslusif selalu menganggap orang lain di luar keyakinannya dan di luar komunitasnya sebagai sesat. Memang dalam proses menjadi radikal sangat beragam dan banyak faktor yang mendorong seseorang menjadi radikal.

Salah satu yang paling rentan menurut Direktur Pencegahan adalah generasi muda. Generasi muda dalam penelitian BNPT menjadi elemen masyarakat yang rentan dipengaruhi kelompok radikal terorisme. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan mereka menjadi radikal. Salah satunya adalah heroisme, mencari identitas, perasaan ketidakadilan. Perasaan tersebut sering dimanfaatkan oleh kelompok radikal terorisme untuk mempengaruhi generasi muda.