Solo – Radikal tidak selalu berkonotasi negatif, tetapi pada dasarnya bermakna positif karena melakukan tindakan yang berakar. Namun, menjadi masalah ketika menggunakan kekerasan. Kelompok radikal tetorisme dalam menyebarkan radikalisme tidak hanya dengan cara off line tetapi juga aktif melancarkan propaganda, ujaran kebencian dan hasutan melalui media sosial.
Begitulah salah satu penegasan Mayjen TNI. Abdul Rahman Kadir, Deputi I BNPT, saat menjadi salah satu narasumber pada kegiatan Public Lecture di UNS Solo kerjasama dengan Metro TV dengan tema “Yang Muda Anti Radikal” di Hall Kampus UNS Solo, Selasa (17/10/2017). Rahman mengatakan bahwa perkembangan teknologi tidak bisa dihindari, mungkin banyak orang jadi kaya raya dari manfaat internet, namun banyak juga dari internet menjadi radikal.
“Kelompok yang tidak ingin indonesia damai banyak sekali, mereka sangat pandai dalam menggunakan internet sebagai media propaganda dan menyebarkan pahamnya” ujar Rahman dihadapan sekitar 1500.000 mahasiswa UNS Solo yang mengikuti kegiatan tersebut.
Salah satu bukti dari keterpengaruhan orang melalui internet, menurutnya, seperti 18 Deportan dari Iraq dan suriah yang saat ini telah kembali. Para deportan tersebut mengakui awalnya tertarik bergabung dengan ISIS karena menyaksikan video propaganda ISIS melalui Internet.
Mereka rela menjual semua harta benda yang ada dan berangkat untuk meraih mimpi indah hidup damai serba gratis seperti janji – janji ISIS. Namun, kenyataan yang didapatkan adalah sebaliknya.
“mereka di Iraq berada di bawah ancaman bahkan kehidupan mereka sangat jauh dari ajaran Islam yang damai, setiap hari yang ada adalah peperangan, pembunuhan, pemenggalan kepala, semua yang tidak sejalan dengan ISIS akan dibunuh secara keji”. Ujar Rahman lebih lanjut.
Mendapati kenyataan yang demikian, mereka akhirnya tersadar bahwa semua yang dijanjikan oleh ISIS melalui video propaganda yang mereka sebar di internet adalah kebohongan yang dibalut dalam agama.
Pada akhir paparannya, Rahman menghimbau kepada para mahasiswa dan segenap civitas akademika untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosia. Kampus merupakan gudangnya Ilmu yang baik, yang nantinya para mahasiswa dapat terapkan di masyarakat sehingga dapat bermanfaat untuk kebaikan.