Bandung – Bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, 21 April, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Fatayat NU melantik 500 daiyah anti radikalisme fatayat NU. Keberadaan para daiyah Fatayat NU ini nantinya akan menjadi mitra strategis BNPT dalam menggaungkan pencegahan terorisme dari kalangan perempuan.
“Pemerintah, dalam hal ini BNPT harus bertindak tegas dalam menghadapi berbagai permasalahan radikalisme dan terorisme yang dapat mengancam keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia. Upaya itu akan maksimal apabila tumbuh dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk kalangan perempuan dan anak-anak. Itulah kenapa hari ini kami dan Fayat NU melantik 500 daiyah anti radikalisme,” ujar Kasubdit Pengawasan dan Kontra Propaganda BNPT Kolonel Pas. Drs. Sujatmiko saat memberikan laporan kegiatan Sarasehan Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan Launching Daiyah Anti Radikalisme Bersama Fatayat NU di Bandung, Jumat (21/4/2017).
Menurut Sujatmiko, Fatayat NU melalui peran perempuan memiliki semangat dan usaha untuk meningkatkan kualitas daiyah dengan penguatan materi dakwah untuk melakukan pencegahan paham radikal terorisme di keluarga dan masyarakat. Dengan basis jamaah di seluruh Indonesia dari tingkat pusat sampai ranting berbasis keluruhan atau desa hingga dengan meningkatnya pengetahuan terhadap radikalisme dan terorisme, maka secara luas pengaruh dan penyebaran paham radikal terorisme akan lebih kecil.
Karena itu, BNPT bersinergi dengan Fatayat NU dalam rangka mencegah penyebaran paham radikal terorisme pada momen peringatan Hari Kartini dan Harlah Fatayat NU ke-67 dengan melaksanakan kegiatan bersama melalui Sarasehan Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan Launching Daiyah Anti Radikalisme Bersama Fatayat NU.
Menurutnya, tujuan kegiatan ini antara lain untuk menggalang semangat perempuan dan anak-anak dalam menyamakan persepesi terkait pencegahan paham radikal terorisme. Kemudian untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang paham radikal terorisme. Juga untuk membangun tangkal masyarakat khususnya perempuan dan anak melalui dialog. Selain itu, kegiatan ini juga untuk melindungi perempuan dan anak dari ancaman propaganda paham radikal terorisme, dan menggelorakan prinsip bela negara, setia dan cinta NKRI dalam melaksanakan implementasi ajaran agama yang damai untuk mencegah radikalisme serta pengaruh terorisme.