Ancaman Radikalisme di Dunia Maya

Berikan Kuliah di Badiklat Kemhan, BNPT Paparkan Ancaman Radikalisme di Dunia Maya

Bogor – Ideologi radikal dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain bersikap intoleran terhadap selain kelompoknya, fanatik terhadap paham, kaku atau tidak moderat, ekslusif dan cenderung bersikap anarkis. Demikian diungkapkan Kolonel Pas Drs. Sujatmiko Kasubdit Kontrapropaganda BNPT dihadapan 400 siswa Badiklat Kemhan pagi ini di Bogor, (23/03/2018).

“Kalian adalah calon-calon pemimpin yang akan meneruskan keberlangsungan negara ini, maka tolong perhatikan dengan baik-baik, jangan sampai terpapar paham radikal teroris yang saat ini sedang gencar disebarkan oleh kelompok radikal teroris yang berafiliasi ke ISIS”.

Lebih lanjut Sujatmiko menerangkan bahwa sekarang ini, dengan adanya Gadget yang terkoneksi dengan internet sangat memungkinkan orang untuk saling terhubung tanpa hambatan. Celah inilah yang digunakan oleh kelompok radikal untuk menyebarkan paham kekerasan dengan menggunakan agama sebagai justifikasi pembenarannya.

“Dunia maya begitu dekat dengan kita, waktu keseharian kita mungkin habis lebih banyak dengan bermain Handpone maka setiap mendapatkan informasi baiknya kroscek dahulu validitas kebenaran berita tersebut, jangan ditelan mentah – mentah, jangan langsung share, karena akan sangat berbahaya, dapat menyebabkan perselisihan bahkan perpecahan antar sesama anak bangsa.” tegasnya.

Selain menjelaskan tentang bahaya paham radikal terorisme, Sujatmiko juga menekankan kepada para siswa untuk lebih perduli dengan lingkungan sekitar. Sekarang ini kesadaran akan keamanan lingkungan mulai berkurang, maka perlu diintensifkan kembali.

Ancaman Radikalisme di Dunia Maya

“kurangnya kepedulian masyarakat akan menyebabkan kelompok radikal lebih leluasa menjalankan propaganda paham radikalnya, oleh karenanya harus lebih perduli dengan kondisi sekitar.”ajak Sujatmiko.

Mengingat begitu pentingnya kesadaran akan lingkungan sekitar, BNPT mengajak semua pihak untuk juga melakukan ronda melalui gadget masing – masing. Ronda melalui gandget dapat dilakukan dengan cara tidak terlalu mudah untuk mempercayai berita – berita yang belum jelas kebenaranya, jika mendapatkan berita – berita tersebut terlebih menjurus ke arah ujaran kebencian dan SARA, maka segera laporkan kepada pihak yang berwenang.

Diakhir paparannya Sujatmiko berharap agar para siswa setelah selesai pendidikan di Badiklat Kemham dapat menjadi agen – agen perdamaian yang akan membawa bangsa Indonesia semakin maju kedepannya.