Bangun 3 Rumah Ibadah Berdampingan, SDN di Kediri Ingin Bentuk Pelajar
Karakter Pancasila

Kediri – Toleransi beragama harus dipupuk sejak usia dini. Ini penting
agar anak-anak Indonesia memiliki jiwa toleran dan memahami arti
Bhinneka Tunggal Ika dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

Hal itulah yang dilakukan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Besowo 2 di Desa
Besowo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Di sekolah
ini, berdiri tiga bangunan rumah ibadah yaitu masjid, gereja dan pura
yang berdiri berdampingan.

Tentu saja sekolah ini bisa menjadi contoh pendidikan karakter
terutama moderasi beragama di lingkungan sekolah Tiga rumah ibadah itu
adalah Musalla Al-Amin, Rumah Doa Yohannes, serta Pura Guna Widya
Dharma. Dengan adanya tiga rumah ibadah ini, para murid menjadi paham
sekaligus mengamalkan bahwa segenap pemeluk agama mempunyai hak
beragama yang setara.

Apa yang dilakukan SD Negeri 2 Besowo ini cukup melampaui kebiasaan
umum sekolah, yang rata-rata hanya menyediakan satu rumah ibadah atau
bahkan hanya menyulap ruangan kelas menjadi tempat ibadah.

Kepala SDN Besowo 2 Yunus Priambodo mengatakan, pembangunan rumah
ibadah itu dilakukan sejak tahun 2023 dengan dukungan dari berbagai
pihak. Landasannya adalah keberagaman keyakinan agama para siswa didik
yang ada di sekolahnya.

“Di sekolah kami itu majemuk. Ada yang beragama Islam, Kristen, serta
Hindu,” ungkap Yunus Priambodo dikutip dari laman Kompas.com, Jumat
(12/1/2024).

Dengan adanya rumah ibadah itu, sambung Yunus, memudahkan anak
didiknya menjalankan ibadah perintah agama sekaligus mengatasi
hambatan-hambatan saat praktik pelajaran agama. Namun yang tidak kalah
penting adalah medium penguatan pendidikan karakter.

Terutama pada pengenalan moderasi beragama agar berkembang sikap
toleran atau tenggang rasa. Sikap toleran itu sendiri menurutnya
bagian dari wawasan kebangsaan yang penting ditanamkan dan dipupuk
sejak dini. Sebagai bekal anak didik dalam mengarungi kehidupan
masyarakat yang majemuk.

“Jadi sebagai sarana penguat iman dan takwa serta penguat karakter
pelajar Pancasila. Itu perlu ditanamkan sejak dini karena perihal
gesekan agama itu sangat sensitif dan berbahaya,” pungkas Yunus. Desa
Besowo memang dikenal sebagai salah satu desa di Kediri dengan pemeluk
agama yang beragam. Dari sekitar 7.000 penduduk, mayoritas penduduknya
beragama Islam, Kristen, dan Hindu dengan mata pencaharian yang sama
yakni petani.

Sekretaris Desa (Sekdes) Besowo Eko Mahwanto mengatakan, meski berbeda
keyakinan, selama ini mereka bisa hidup saling berdampingan dengan
penuh kerukunan dan kedamaian.

“Tempat ibadah di sini berdekatan. Bahkan gereja dan masjid lokasinya
berhadapan, pura juga dekat. Tidak pernah ada konflik agama,” ujar
Sekdes yang akrab dengan sapaan Wawan ini.

Kehidupan masyarakat yang damai itu kuncinya pada toleransi yang
menurutnya sudah terbangun sejak dulu kala oleh para pendahulunya dan
terus dipertahankan hingga kini. Potret toleransi itu misalnya pada
perayaan hari besar suatu agama, pemeluk agama lain turut membantu
dengan mengambil peran masing-masing.

“Misalnya saat lebaran, tetangga non muslim ya ikut anjangsana
silaturahmi. Saat perayaan Ogoh-ogoh, umat agama yang lain juga ikut
bantu,” lanjut Sekdes.

Begitu juga dengan proses pembangunan tiga rumah ibadah di SDN Besowo
2, menurutnya tidak lepas dari kekompakan para warga.

“Warga bergotong-royong membantu,” pungkasnya. Pemerintah Kabupaten
Kediri sendiri tengah menggenjot pembangunan di berbagai sektor. Tidak
hanya pembangunan fisik seperti proyek monumental bandara Dhoho dan
Stadion Gelora Daha Jayati tetapi juga pembangunan manusianya.

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengatakan, fasilitas ibadah
di lingkungan sekolah itu untuk menumbuhkan jiwa toleransi antar umat
beragama di kalangan anak-anak generasi penerus bangsa. “Jadi
sebenarnya lebih kepada anak-anak kita punya jiwa toleransi antar umat
beragama,” ujar Bupati.

Sehingga mereka nantinya mempunyai kesadaran bahwa perbedaan keyakinan
bukanlah sesuatu yang perlu dipermasalahkan dan bisa hidup
berdampingan.

Bupati mengungkapkan, selain di SDN Besowo tersebut, hal serupa juga
dikembangkan di sekolah lain di Kecamatan Kandangan maupun Kepung, dan
akan terus diperluas ke kecamatan-kecamatan lainnya. “Dengan harapan
akan menjadikan Kabupaten Kediri yang berbudaya, (salah satunya)
budaya toleransi antar umat beragama.” pungkasnya.