Agar Masyarakat tak Dipecah belah jelang Pemilu 2024 Wapres minta Medsos dimonitor dan diawasi

Jakarta – Menjelang digelarnya Pemilihan Umum (Pemilu) pada tahun 2024 mendatang, gerakan radikal terorisme disinyalir berpotensi tumbuh subur. Segala bentuk risiko mesti dipahami agar tidak dimanfaatkan oleh kaum intoleran untuk memengaruhi dan memecah belah umat. Oleh sebab itu seluruh pihak diingatkan untuk terus memonitor dan mengawasi media sosial.

Hal tersebut dikatakan Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. Dr. (HC). KH. Makruf Amin, pada acara Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun ke-13 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang berlangsung di Ballroom i Djakarta Theatre, Jakarta, Jumat (28/7/2023).

“Cegah penyalahgunaan media sosial agar tidak menjadi tempat yang subur bagi narasi-narasi intoleran dan ujaran kebencian,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin

Pada kesempatan tersebut Wapres Amin menuturkan, berbagai upaya pencegahan aksi terorisme telah dilakukan pemerintah dan hasilnya menunjukkan tren positif, yakni angka serangan teror menurun signifikan sejak tahun 2019.

“Dan sejauh ini, kondisi dalam negeri diyakini relatif aman dan tidak ada indikasi gerakan radikal terorisme sehingga masyarakat dapat mempersiapkan pemilu dengan aman dan nyaman,” ujar Wapres.

Pemerintah sendiri menurut Wapres terus berupaya menanggulangi aksi terorisme di tanah air. Berbagai strategi telah ditempuh, mulai dari pendekatan keras (hard approach) melalui Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia (Densus 88 AT Polri) hingga kemudian menggunakan pendekatan yang lebih lunak (soft approach) dengan dibentuknya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

“Melalui BNPT, kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan terus diperkuat dalam mencegah aksi terorisme hingga kemudian menghasilkan tren positif. Angka serangan teror menurun signifikan sejak 2019,” ujanyra .

Selain itu menurut mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini, laporan Global

Terrorism Index (GTI) 2022 menempatkan Indonesia pada peringkat ke-24 dari daftar negara paling terdampak terorisme atau masuk kategori terdampak sedang. Meskipun demikian, penyebaran paham-paham terorisme seperti intoleransi tetap perlu diwaspadai, khususnya yang menyasar generasi muda. Sebab, hal ini akan kontraproduktif terhadap upaya pemerintah menciptakan generasi emas pada 2045.

“Di balik data capaian yang ada, saya berpesan agar tetap jangan lengah, seperti tadi disampaikan oleh Kepala BNPT. Organisasi teror akan selalu mencari jalan untuk menyebarkan paham-paham mereka, terutama kepada kelompok rentan, yaitu perempuan, pemuda, dan anak-anak,” kata Kyai Maruf.

Dalam acara bertajuk “BNPT Hadir untuk Negeri, Indonesia Damai Menuju Indonesia Emas” tersebut, lebih lanjut Wapres memaparkan tiga langkah strategis yang perlu dijalankan oleh BNPT dan seluruh pemangku kepentingan dalam menyikapi tantangan yang ada.

“Perkuat kolaborasi melalui pendekatan multipihak. Tangkal terorisme secara berjemaah, atau dilakukan secara bersama-sama,” katanya.

Wapres pun mengingatkan, sudah ada Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024 sebagai panduan kolaborasi kerja.

“Teruskan langkah-langkah kontra radikalisasi untuk menangkal berkembangnya paham radikal dan juga deradikalisasi untuk mengembalikan mereka yang sudah terpapar dengan bekerja sama dengan semua kementerian dan lembaga,” imbaunya.

Wapres juga meminta seluruh kalangan untuk merangkul kalangan muda, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan RT/RW dengan dibantu tokoh agama dan tokoh masyarakat. Ia meminta, moderasi beragama dan paham kebangsaan di kalangan generasi muda agar terus diperkuat.

“Berikan pemahaman bahwa Indonesia adalah negara kesepakatan atau di kalangan umat Islam disebut sebagai Darul Mitsaq. Dalam agama, kesepakatan harus dihormati, dan tidak boleh dilanggar. Pancasila adalah piagam dari kesepakatan tersebut. Kita sudah membuktikan bahwa Indonesia mampu tetap bersatu teguh, ketika negara-negara lain dilanda perang saudara,” tuturnya.

Diakhir sambutannya Wapres pun mengucapkan selamat ulang tahun ke-13 kepada BNPT. Wapres berharap, BNPT terus hadir untuk mendorong terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang damai dan maju.

“Jadilah pengawal keutuhan NKRI yang senantiasa hadir di tengah keberagaman. Semoga BNPT semakin solid dan profesional dalam menjalankan amanahnya, menjaga Bhinneka Tunggal Ika menuju Indonesia Emas,” kata Wapres mengakhiri.

Dalam acara tersebut Wapres tampak didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan dan Wawasan Kebangsaan Velix Vernando Wanggai, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono Wahjoe Sedjati, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, dan Staf Khusus Wapres Bidang Umum Masykuri Abdillah.

Selain dihadiri Kepla BNPT Komjen Pol Prof. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si dan jajran pejabat BNPT,  tampak  hadir pula pada acara tersebut yakni Panglima TNI Yudo Margono, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo, dan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong.