Kebudayaan Kunci Pengaruh Indonesia di Dunia Internasional

Kebudayaan Kunci Pengaruh Indonesia di Dunia Internasional

Jakarta – Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyatakan pentingnya
kebudayaan sebagai kekuatan ‘soft power’ dalam membangun citra positif
Indonesia di kancah internasional di tengah globalisasi.

Dikutip dari Antara dalam sambutannya pada acara Dies Natalis ke-85
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia, Fadli menekankan
perlunya memanfaatkan kekayaan budaya Indonesia untuk memperkuat
pengaruh negara. “Di era globalisasi ini, kita menyaksikan bagaimana
negara-negara besar memanfaatkan bentuk soft power untuk memperluas
pengaruh, bukan melalui kekuatan ekonomi atau militer, tetapi budaya,”
ujar Fadli dalam keterangannya, Kamis (5/12).

Ia juga mengungkapkan bahwa nilai-nilai luhur bangsa Indonesia seperti
toleransi, gotong royong, dan hubungan harmonis dengan alam adalah
aset yang sangat berharga. Nilai-nilai ini, menurutnya, dapat
memberikan kontribusi besar terhadap perdamaian, peradaban, dan
kesejahteraan umat manusia.

Fadli menegaskan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk
memanfaatkan kebudayaan sebagai soft power dengan pendekatan yang
inklusif dan harmonis, termasuk memperkuat diplomasi budaya serta
memperluas pengaruh positif Indonesia di dunia.

Pada kesempatan yang sama, Fadli juga memberikan apresiasi kepada FIB
Universitas Indonesia, yang telah berperan penting selama 85 tahun
dalam menggali, melestarikan, dan mengembangkan kebudayaan Indonesia.

“Dies Natalis ini bukan hanya perayaan atas perjalanan panjang, tetapi
juga refleksi atas tanggung jawab besar yang kita pikul bersama, yakni
memastikan kebudayaan menjadi pusat pembangunan bangsa,” tuturnya.

Mengakhiri sambutannya, Fadli mengajak seluruh pihak untuk menjadikan
kebudayaan sebagai landasan dalam menciptakan masa depan Indonesia
yang lebih cerah, harmonis, dan bermartabat.

“Kebudayaan adalah jiwa bangsa, penjaga identitas, dan kekuatan yang
mampu menyatukan rakyat. Dengan kebudayaan, kita tak hanya belajar
dari masa lalu, tetapi juga membangun masa depan,” tambahnya.

Acara tersebut juga diisi dengan orasi ilmiah oleh Guru Besar Ilmu
Sejarah FIB UI, Prof. Dr. R. Tuty Nur Mutia, S.S., M.Hum. Dalam orasi
berjudul “Membangun Poros Maritim Dunia, Bersinergi dengan Belt-Road
Initiative di Era Jokowi”, Prof. Tuty membahas strategi maritim
Indonesia dalam konteks hubungan global.

Perayaan Dies Natalis ke-85 FIB UI juga diramaikan dengan berbagai
kegiatan kebudayaan, seperti pameran seni, diskusi budaya, dan
pertunjukan tradisional, dengan tema “Kearifan Lokal dalam Dunia
Maritim Nusantara”. Kegiatan ini diharapkan dapat mempererat kerjasama
antara dunia akademik dan pemerintah dalam melestarikan serta
mengembangkan kekayaan budaya Nusantara.