Jakarta – Kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengklaim mereka sebagai negara berdaulat dengan memiliki wilayah lebih luas dari daratan Inggris dan menjanjikan kesejahteraan bagi pengikutnya. Klaim itu disebar melalui propaganda mereka di dunia maya.
Menanggapi klaim itu, pengamat terorisme Dr. Wawan Hari Purwanto menilai propaganda itu hanya omong kosong belaka. Artinya, klaim ISIS itu hanya isapan jempol belaka dan tidak ada buktinya sama sekali. Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk tidak menggubris klaim-klaim tidak jelas dari ISIS melalui dunia maya.
“Itu menjadi bagian propaganda mereka (ISIS) untuk menggambarkan bahwa kelompoknya sudah besar. Hal-hal seperti itu pasti akan dilakukan oleh ISIS secara terus menerus. Tapi percayalah, itu semua bohong. Mereka melakukan itu agar para penyokong dananya tetap percaya dan tetap mendukung ISIS,” ujar Wawan di Jakarta, Jumat (28/8/2015).
Menurut Wawan, klaim yang dilakukan ISIS ini dilakukan secara sistematis dengan dukungan unit-unit mereka di beberapa negara. “Ini mereka lakukan dengan target bagaimana caranya bisa memenangkan informasi yang membuat masyarakat dunia semakin percaya akan kelangsungan terhadap apa yang mereka klaim sebagai negara itu,” imbuhnya.
Wawan menyarakan agar dilakukan tindakan tegas terhadap apa saja dan siapa saja yang ikut menyebarkan klaim-klaim ISIS ini, termasuk situs-situs yang bertebaran di internet, yang jelas-jelas menjadi pendukung mereka. Apalagi saat ini, masyarakat Indonesia dinilai sudah terbagi dua dalam menanggapi propaganda ISIS ini.
“Ada masyarakat yang percaya begitu saja dengan adanya klaim tersebut dan ada juga masyarakat yang kritis ingin tahu keberadaan ISIS itu sampai sejauh mana. Dan yang lebih bahaya lagi bila ada masyarakat yang percaya begitu saja dengan klaim tersebut. Harus ada tindakan pasti dan menjelaskan apa dan bagaimana sebenarnya ISIS itu melalui sejumlah media yang selevel, baik itu di media maya maupun media konvensional. Dengan demikian itu bisa menjadi counter terhadap isu-isu yang sebetulnya menyesatkan dan belum tentu benar,” papar Wawan.
Apalagi, lanjut Wawan, klaim tersebut bersumber dari suatu daerah yang sedang mengalami konflik dan sudah memakan banyak korban jiwa. “Harus ada cek and ricek. Masyarakat yang sudah tahu terhadap klaim yang sebenarnya bohong itu harus menyebarkan dan memberitahu kepada masyarakat lain agar tidak mudah terjebak dengan klaim bohong tersebut,” tukasnya.
Secara pribadi Wawan mengaku tidak pernah percaya dan propaganda ISIS tersebut. “Sejak awal saya tidak pernah percaya dengan klaim mereka, apalagi klaim sebagai negara berdaulat. Siapapun bisa membuat klaim tersebut karena kawasan tersebut sedang mengalami konflik politik dan sedang terjadi perang saudara. Mana ada di daerah konflik menyatakan ekonominya membaik, harga kebutuhan stabil, segala sesuatunya seperti kesehatan, sewa rumah, listrik, air bisa gratis dan sebagainya. Tidak benar itu, ” tutur Wawan.
Untuk itu dirinya meminta kepada masyarakat yang sudah paham tentang kebohongan klaim ISIS tersebut saling bantu-membantu memberikan informasi yang benar dan jangan selalu mengandalkan pemerintah semata.
“Pemerintah sendiri kerjaanya juga sudah banyak. Pemerintah dalam hal ini BNPT, saya lihat juga sudah berupaya maksimal untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat mengenai propaganda yang mereka lakukan dengan mengadakan dialog dan sebagainya. Intinya masyarakat harus sadar bahwa ISIS itu adalah ancaman bagi bangsa ini sehingga harus diperangi secara bersama-sama,” pungkasnya. (Noor Irawan)