Menjadi tuan rumah merupakan prestise bangsa ini untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa Indonesia mampu memberikan layanan, kenyamanan dan keamanan dalam penyelenggaran event level internasional. Seluruh mata akan tertuju pada Indonesia.Keberhasilan Indonesia akan mengangkat harkat dan martabat bangsa ini di mata dunia.
Pertanyaan berikutnya, mampukah bangsa ini menyukseskan kegiatan yang akan membawa nama baik bangsa ini? Tentu saja ini bukan hanya tanggungjawab pemerintah, tetapi seluruh masyarakat Indonesia berkewajiban untuk berkontribusi demi kesuksesan acara bergengsi ini. Munculnya ribuan relawan yang ikut berperan dalam menyukseskan kegiatan ini merupakan bukti bahwa seluruh masyarakat mendukung bangsa ini.
Walaupun demikian, tentu saja ada segelitintir orang yang tidak mau melihat negara ini mampu menyelenggarakan kegiatan ini. Asian Games merupakan momen yang akan mudah menyedot perhatian internasional. Ketika keributan, kerusuhan dan chaos terjadi, nama baik bangsa akan tercoreng di mata dunia Internasional. Salah satu kelompok yang kerapkali ingin memanfaatkan momentum seperti ini adalah kelompok teror.
Karakter terorisme adalah aktifitas yang sangat berorientasi media (media oriented). Dalam banyak kejadian, momentum kegiatan internasional dan keramaian yang dapat menyedot perhatian media dan dunia internasional merupakan sasaran empuk kelompok teror. Korban yang acak (random) akibat aksi teror sejatinya hanya sarana simbolik bagi kelompok teror untuk menyampaikan pesan kepada media dan dunia.
Keramaian dan event internasional seperti Asian Games kali ini tentu saja menjadi sasaran dan target. Apakah itu bukan pandangan yang berlebihan dan efek paranoid? Tentu saja tidak. Banyak event internasional seperti konser musik dan perhelatan olahraga serta keramaian di beberapa negara yang menjadi target aksi teror. Kelompo teror sudah barang tentu akan mendapatkan akses pemberitaan yang gratis bagi penyebaran eksistensi kelompok dan penyebaran pesan simbolik mereka melalui pemberitaan media dan sorotan internasional.
Apakah potensi kelompok teror di pelaksanaan Asian Games di Indonesia sudah terendus. Sekali lagi kita harus memberikan apresiasi kepada aparat keamanan yang telah melakukan deteksi dini dan pencegahan dini di beberapa daerah untuk memutus dan mengamputasi jaringan kelompok teror yang hendak membuat keonaran di pesat olahraga terbesar Asia ini. Artinya, kelompok teror di Indonesia juga sudah berencana untuk memanfaatkan momentum ini sebagai ladang untuk melakukan delegitimasi pemerintah dan menciptakan rasa ketidakamanan masyarakat.
Karena itulah, ini menjadi peran penting seluruh pihak, termasuk masyarakat. Kepanikan memang tidak diperlukan, tetapi sikap kewaspadaan dan deteksi dini di berbagai lini kehidupan sosial mutlak ditingkatkan. Ingat kelompok teror juga bagian dari masyarakat yang berdiam di sekeliling dan sekitar kita.
Tingkat kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar akan menentukan ruang gerak kelompok ini di tengah masyarakat. Sebaliknya, sikap acuh dan apatis akan menjadi oxigen kelompok teror untuk selalu merasa bebas berkeliaran di tengah masyarakat. Dalam berbagai kejadian aksi teror, masyarakat baru sadar bahwa pelaku teror ternyata bagian dari tetangga mereka yang dikenal baik dan ramah, tetapi asosial.
Karena itulah, dalam momentum bangsa yang menjadi tuan rumah pesta olahraga terbesa di Asia ini, tingkat keamanan dan kewasapadaan mutlak diperlukan. Mari jaga nama baik bangsa dengan ikut menyukseskan event ini.