Redam Hoax, BNPT Gencarkan Literasi Media

JakartaBadan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) merespon maraknya peredaran berita bohong (hoax) yang terindikasi menjadi salah satu penyebab penyebarluasan paham radikal terorisme. Menggandeng Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), Dewan Pers, dan Geevv Indonesia, BNPT akan gencarkan literasi media. Hal ini akan dilaksanakan di 32 provinsi.

“BNPT dan FKPT sudah sepakat melaksanakan literasi media sebagai salah satu upaya meredam peredaran hoax. Beberapa pihak yang kami undang menjadi narasumber juga memberikan dukungannya,” kata pendamping bidang Media Massa, Hubungan Masyarakat, dan Sosialisasi Subdit Kewaspadaan BNPT, Andi Adry Alamsyah di Jakarta, Selasa (7/3/2017).

Adry mengatakan, nama lengkap kegiatan untuk meredam hoax adalah “Literasi Media sebagai Upaya Cegah Tangkal Radikalisme dan Terorisme.” kegiatan ini akan diawali di Kendari, Sulawesi Tenggara. “Sultra sebagai titik awal kegiatan, dan akan dibuka secara langsung oleh Deputi I BNPT, Bapak Abdul Rahman Kadir,” tambahnya.

Beberapa pengurus komisioner Dewan Pers, lanjut Adry, siap terlibat sebagai narasumber dalam literasi media tersebut. Antara lain Yosep Adi Prasetyo atau akrab disapa Stanley, Imam Wahyudi, dan Anthonius Jimmy Silalahi. Narasumber dari kalangan jurnalis lainnya adalah Willy Pramudya dari grup Kompas Gramedia.

Pihak lain yang juga digandeng sebagai narasumber adalah Geevv Indonesia, sebuah startup berupa mesin pencari seperti Google yang dibuat dan dioperasikan sejumlah anak muda mahasiswa Universitas Indonesia.

“Ini yang sangat menarik. Jadi Geevv Indonesia nanti akan mengenalkan Bubble Syndrome, sebuah kondisi di mana manusia tergiring memiliki kebiasaan mengakses laman-laman berisikan ajaran radikalisme, yang sebenarnya bisa dicegah,” jelas Adry.

Melalui literasi media ini, BNPT berharap masyarakat bisa semakin tercerahkan untuk bisa membedakan berita dan informasi mana yang layak dikonsumsi dan ditolak, sehingga bisa mencegah dari kemungkinan terpapar paham radikal terorsme.

Secara umum kegiatan literasi media untuk meredam hoax ini akan dilaksanakan dalam 3 metode, yaitu visit media, dialog, dan lomba karya jurnalistik yang mengangkat tema “kearifan lokal”. [shk]