Menanggulangi terorisme membutuhkan kebijakan yang komprehensif, tidak saja penindakan dan penegakan hukum, tetapi perlu mengedepankan pencegahan. Kebijakan pencegahan haruslah bersifat semesta, memerlukan peranserta semua kalangan masyarakat. Bersama mencegah terorisme adalah panggilan semesta demi Indonesia yang damai.
Teorisme hingga kini terus menjadi ‘momok’ yang menghantui dan menebar kecemasan publik secara mondial sehingga memunculkan ‘globalisasi ketakutan’. Paras gerakan terorisme bertumbuh dan bermetamorfosa dari mulai jaringan besar hingga dalam wujudnya yang bersifat individual. Bagai ular, terorisme bergerak secara klandestin, dan tiba-tiba beraksi dengan berbagai cara, seperti bom bunuh diri, penembakan, penculikan, dan bentuk kekerasan lainnya.
Indonesia, negeri yang ‘kenyang’ dengan tragedi terorisme. Berbagai aksi terorisme telah menumpahkan bercak-bercak darah di negeri yang elok nan indah ini. Peristiwa bom hingga penembakan terhadap aparat polisi menjadi contoh dari aksi brutalisme yang telah dipertontonkan oleh kelompok teroris.
Tak pelak, Indonesia tengah berada pada jurang ‘darurat terorisme’. Aksi ‘bom besar’ dari mulai bom Bali I tahun 2002, bom Bali 2005, bom Kuningan, bom Marriot 2003 dan Ritz Carton 2009 memang tampak mulai reda. Walaupun teror dalam skala kecil dan menengah masih terjadi secara sporadis. Yang pasti, ini bukan berarti cerita tentang terorisme telah usai. Tumbuhnya ‘benih-benih’ terorisme dalam wujud radikalisme terus merekah dan menyemai tunas-tunas yang lambat atau cepat akan membesar.
Penangkapan oleh aparat kepolisian terhadap ratusan pelaku tindak pidana terorisme serta pengungkapan jaringan terorisme merupakan ‘succes story’ yang pantas dibanggakan. Walaupun upaya itu sejauh ini belum mampu meredam radikalisme yang terus beranak pinak. Karenanya, upaya kesiapsiagaan dengan dibarengi pencegahan terorisme yang tepat guna dan menyatu dalam kesadaran bersama menjadi sangat vital.
Hadirnya buku “Darurat Terorisme, Kebijakan Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi” ini terasa penting dan monumental dalam rangka mengurai dan membedah terorisme di negeri kita. Tak henti dalam ‘romantika’ pembedahan pola-pola terorisme, tetapi juga menukik pada pemaparan secara komprehensif perihal kebijakan pencegahan terorisme yang dibarengi pula dengan penjelasan deradikalisasi di dalam penjara maupun di luar penjara bagi napi dan mantan napi serta pentingnya peran serta semua komponen masyarakat dalam ikut mencegah pertumbuhan terorisme. Tepat seperti ditulis Jenderal TNI (Purn) Prof. DR. AM Hendropriyono, Drs, SE, ST, SH, MBA, MH dalam endorsement-nya pada buku ini,”Buku ini hasil pengalaman penulisnya, Mayjen TNI Agus SB yang terbingkai dalam konsep akademik yang baik. Penekanannya pada pencegahan terorisme melalui deradikalisasi dengan prinsip kesemestaan yang brilian.”
Buku ini ditulis oleh Mayjen TNI Agus SB yang kini menjabat sebagai Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT. Tapak-tapak pengalaman sosok kelahiran Stabat Sumatera Utara ini dalam blusukan bertahun-tahun di dunia militer serta keikutsertaannya dalam penanggulangan terorisme telah menetaskan ‘revolusi mental’ bagi penulis untuk melahirkan buku yang mempunyai bobot humanis. Tak sekedar mengawal dengan teori-teori sophistichated yang selama ini lazim dikemukakan dalam kajian-kajian tentang terorisme, tetapi formula-formula praksis dalam penanggulangan teroris yang bermuara dari pengalaman empirik dan merupakan ikhtiar penulis dalam menyuguhkan kajian yang lengkap, utuh dan populis sehingga peruntukannya pun bagi khalayak luas. Tak ayal, buku setebal 314 halaman ini bersifat all in dan layak menjadi ‘panduan’ dalam pencegahan terorisme bagi semua kalangan secara luas.
Beberapa tokoh dari berbagai lini, dari tokoh militer, akademis, ulama, peneliti dan mantan kombatan terpanggil ikut memberikan endorsement-nya pada buku ini. Mencuplik testimoni Prof Dr Hamdi Muluk MSi,”Tidak banyak buku tentang terorisme di Indonesia yang pernah ditulis oleh penulis Indonesia. Dan buku ini ditulis ‘orang dalam’ yang terlibat langsung dalam penanganan terorisme di Indonesia sehingga buku ini wajib baca.”
Peluncuran buku ini akan diadakan pada hari Senin, 2 Juni 2014, dari pukul 19.00 WIB s/d selesai bertempat di Hotel Borobudur. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Daulat Press, Jakarta tahun 2014.
Acara Peluncuran dan Bedah Buku ini akan menghadirkan sejumlah pembicara/ narasumber, antara lain: Prof. DR. A.M. Hendropriyono, Drs, SE, ST, SH, MBA, MH, Prof. DR. Nasaruddin Umar, MA., Prof. DR. Bambang Pranowo, DR. Wawan H. Purwanto dan Ridwan Saidi, dengan Moderator Prof. DR. H. Hamdan Juhannis, MA., serta akan dihadiri oleh berbagai kalangan dan tokoh dari semua lapisan masyarakat.