Menlu Retno: Peran Perempuan Bisa Atasi ISIS dan Teroris Asing

New York: Berbicara di hadapan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menekankan pentingnya peran perempuan dalam mengatasi radikalisme. Radikalisme ini termasuk kelompok militan Islamic State (ISIS) dan kelompok teroris asing (FTF) lainnya. Peran penting dalam memerangi terorisme adalah mengatasi di akar permasalahannya.

“Pandangan kami (Indonesia) konflik berkepanjangan yang terjadi Timur Tengah dan Afrika Utara, merupakan akar permasalahan dari terorisme di dunia saat ini,” ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, di Markas PBB, New York, Rabu (30/9/2015) waktu Amerika Serikat (AS).

Pendekatan komprehensif juga menjadi faktor penting dalam memerangi terorisme, khususnya dalam menghalau fenomena ISIS dan FTF.

“Meskipun mengakui peran dari pendekatan keras dalam mengatasi teroris, tidak bisa dipungkiri bahwa pendekatan yang lebih lembut juga sangat penting dalam mencegah terorisme,” tegas Menlu Retno.

“Peran perempuan dan ibu juga sangat penting dan harus diperkuat. Perempuan adalah pilar kunci dalam memberikan pendidikan bagi anak-anak, khususnya memberikan panduan, mengajarkan nilai-nilai kebaikan, toleransi dan menjadi referensi utama mengenai agama,” tuturnya. Peran dari masyarakat sipil yang modern harus pula dipromosikan untuk menghalau propaganda teroris. Indonesia menurut Menlu Retno, berkomitmen untuk mengatasi siklus radikalisasi.

“Upaya yang dilakukan termasuk dengan melakukan dialog antar agama dan memastikan bahwa Islam adalah rahmatan lil al amin,” jelas Menlu.

Beberapa cara lain dalam mengatasi ISIS dan FTF tentunya harus dilalui dengan kerja sama internasional. Kerja sama tersebut antara lain bisa saja melalui kerja sama intelijen, memperkuat kolaborasi antara penegak hukum, memperkuat instrumen hukum, termasuk melakukan pertukaran informasi dan pengalaman dalam mengatasi teroris asing. Salah satu upaya lain yang patut diperhatikan adalah mempromosikan toleransi dan meningkatkan keamanan perbatasan.

“Kerja sama-kerja sama ini akan meningkatkan deteksi awal dari teroris asing dan mengatasi orang yang baru kembali dari wilayah operasi teroris. Tentunya hal tersebut bisa membantu teroris asing bergabung dengan kelompok teroris lainnya,” ungkap mantan Duta Besar RI untuk Belanda itu.

Tidak lupa, Indonesia juga mengingatkan bahwa peran PBB harus diperkuat melakukan koordinasi bersama lembaga PBB lainnya. Hal ini terkait dengan kerja sama lembaga PBB dalam mengatasi terorisme. Pada akhirnya, DK PBB harus bertindak lebih giat dalam upaya mengatasi teroris. Terutama dalam mengatasi konflik secara damai dan memerangi terorisme dalam bentuk dan manifesto apapun.

Sumber : MetroTvNews