Alexandria- Upaya memberikan perlindungan terhadap warga negara Indonesia (WNI) dari ancaman terorisme tidak hanya dilakukan di dalam negeri, tetapi juga bagi mereka yang juga berada di luar negeri. Inilah yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan mengunjungi Negara Mesir yang menjadi tujuan populer masyarakat Indonesia terutama dalam bidang pendidikan.
Dalam kunjungan dari 27 Februari hingga 4 Maret 2018, rombongan BNPT yang diwakili oleh Deputi Kerjasama Internasional, Drs. Hamidin, Direktur Perangkat Hukum Internasional, Yuniar Ludfi, dan Direktur Pencegahan, Ir. Hamli ME, mengunjungi salah satu pesantren di Alexandria, Mesir. Di pesantren ini terdapat kurang lebih 100 mahasiswa Indonesia setiap tahun yang bergabung untuk menimba ilmu.
Syeikh Ala Muhammad Mustafa Naimah yang merupakan pengasuh pesantren ini merupakan salah satu ulama Mesir yang konsen terhadap isu terorisme dan Islam. Syeikh yang masih muda tetapi terkenal kapasitas keilmuan ini pernah mengisi khotbah di beberapa pesantren di Indonesia seperti Lido Bogor, cirebon dan lain-lain.
Beliau sering mengisi khotbah tentang terorisme, khususnya mengenai kesalahan dalam menangkap atau mengartikan ayat-ayat Allah. Kerapkali orang sangat reaktif dengan ayat yang menyebutkan peperangan dan ini memperihatinkan, beliau untuk memberikan penjelasan yang memadai.
Di dalam pesantren ini, setiap kelas berisi 30 orang dan setiap minggu terdapat 10 ulama yang mengajar. Di Mesir sendiri, tenaga pengajar atau ulama juga mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari pemerintah serta lisensi untuk mengajar. Menurut Syeikh Ala, para tenaga pengajar lulusan Al Azhar yang berlisensi harus mengajarkan untuk tidak mengkafirkan orang lain walau berbeda pandangan, tetapi dapat hidup bersama-sama dengan damai.
Terkait dengan keberadaan mahasiswa asal Indonesia, menurutnya, mereka dikenal sangat santun dan rajin belajar serta berakhlak baik. Kebanyakan mahasiswa Indonesia memiliki pemahaman.
Dalam kunjungan tersebut, Hamidin menyampaikan harapannya agar Syeikh Ala suatu saat dapat menyampaikan khotbah atau berdiskusi dengan mantan teroris di Indonesia. Menurutnya, penting sekali kehadiran ulama seperti Syeikh Ala untuk berdialog dengan mantan teroris agar mampu memberika perspektif luas dalam bidang keagamaan.