Di Makassar, BNPT Cegat Radikalisme dan Terorisme Dengan Sastra

Makassar – Bahaya paham radikal dan terorisme diketahui telah menjadi ancaman nyata seluruh elemen masyarakat, karenanya segala upaya untuk menghentikan laju ideologi dan gerakan kekerasan ini perlu terus dilakukan. Tidak hanya menggunakan pendekatan penegakan hukum, laju radikalisme dan terorisme juga perlu dicegat dengan pendekatan-pendekatan yang bersifat soft dan edukatif.

Seperti yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di kota Makassar hari ini, Kamis (06/04/17). Menggandeng Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Selatan, BNPT menggelar dialog dengan komunitas seni budaya dengan tema, “Sastra Cinta Damai, Cegah Paham Radikal”.

Bagi BNPT, sastra tidak hanya sekedar seni mengolah kata, lebih dari itu, sastra dianggap memiliki kekuatan untuk memberi pemahaman yang baik tentang sesuatu. hal inilah yang mendasari penggunaan sastra sebagai media untuk menggugah nalar masyarakat agar menjauhi paham radikal dan terorisme.

Disampaikan oleh Joko Pinurbo, sastrawan asal Yogyakarta yang menjadi salah satu narasumber dalam dialog ini, menyebut bahwa sastra dapat mengembangkan nalar. Sastra juga disebutnya mampu meningkatkan daya imajinasi seseorang, sehingga masyarakat dapat melakukan saring yang lebih baik terhadap masuknya paham radikal dan terorisme.

Sementara itu, Hasan Asphani, narasumber berikutnya, mengatakan pentingnya pencegahan dini terhadap penyebaran paham radikal dan terorisme. Baginya, ideologi kekerasan ini perlu segera diatasi sebelum terlanjur membesar dan menjadi lebih berbahaya. Secara lebih khusus ia menyebut bahwa pencegahan dini bahaya radikalisme dan terorisme perlu diberikan kepada generasi muda, yang dipandangnya masih belum memiliki pemikiran yang matang. (Adi)