Surakarta – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) mengajak para mitra deradikalisasi atau eks narapidana terorisme (napiter) di Solo Raya untuk memperkuat komitmen demi keberhasilan program deradikalisasi. Pasalnya, Solo Raya adalah barometer program deradikalisasi di Indonesia.
Hal itu dikatakan Kasubdit Bina Masyarakat, Direktorat Deradikalisasi BNPT RI, Kolonel Pas. Drs. Sujatmiko pada Rapat Pleno Yayasan Gema Salam, sebuah yayasan bentukan Mitra Deradikalisasi yang berpusat di Solo Raya, Kamis (20/7/2023). Hadir dalam kegiatan mantan Walikota Surakarta, FX. Hadi Rudyatmo selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Gema Salam. Sebanyak 38 mitra deradikalisasi yang merupakan mantan narapidana terorisme yang telah kembali ke tengah-tengah masyarakat dari wilayah Surakarta, Sukoharjo, Boyolali, Sragen, Karanganyar, dan Wonogiri.
“Solo Raya menjadi barometer pelaksanaan program deradikalisasi bagi wilayah lainnya. Dengan demikian diharapkan para mitra deradikalsasi mempunyai komitmen yang sama untuk mencapai tujuan bersama dari Yayasan Gema Salam” ujar Kasubdit Bina Masyarakat BNPT.
“Adapun terkait mekanisme organisasi yayasan yang menjadi agenda dalam rapat pleno tentunya mengikuti aturan yang berlaku” tambahnya.
Sujatmiko berpesan bahwa keberadaan negara, dalam hal ini BNPT, Polri, dan segenap aparat wilayah beserta pemerintah daerah terkait saling bekerja sama dengan mitra deradikalisasi dalam rangka pencegahan terorisme.
Ia mengungkapkan bahwa negara berperan mendampingi dan mendorong yayasan-yayasan mitra deradikalisasi. Dengan demikain diharapkan agar stakeholder terkait agar saling mengenal, mengetahui, mendukung, dan memonitor jalannya organisasi Yayasan Gema Salam.
Sujatmiko menambahkan bahwa BNPT menghormati kiprah yang sudah dilakukan oleh kepengurusan Yayasan Gema Salam pada periode 2018-2023. Untuk itu, ia berharap Yayasan Gema Salam bisa menjadi contoh yang baik bagi yayasan-yayasan mitra deradikalisasi lainnya di Indonesia.
“Saling menjunjung silaturahmi, kemaslahatan, dan kebersamaan. Betul-betul kita fokus pada memperbaiki dan mengevaluasi dari apa yang sudah dilaksanakan dengan prinsip saling menghormati dan saling menghargai.”
Mantan Walikota Surakarta, FX. Hadi Rudyatmo selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Gema Salam yang mengungkapkan kilas balik pendirian Yayasan Gema Salam. Ia mengingatkan kembali mengenai tugas fungsi tiga organ inti yayasan antara lain pembina, pengawas, dan pengurus sudah diatur dalam undang-undang.
“Yang sudah berlalu biarlah berlalu, sekarang kita membuka lembaran baru dengan kepengurusan baru. Kita tidak hidup di yayasan, tetapi bagaimana kita bisa menghidupi yayasan ini (Gema Salam) untuk Indonesia” ujar FX Rudy juga menekankan kepengurusan baru bahwa ,” kata Rudy.
Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Gema Salam terpilih, Muhammad Jamaluddin mengatakan bahwa dari kegiatan rekonsiliasi dan restrukturisasi Gema Salam pada 31 Mei 2023 lalu membacakan daftar kepengurusan baru antara lain Ketua Dewan Pengawas: Drs. Tamso, M.M., Ketua Dewan Pembina: FX. Hadi Rudyatmo, dan Ketua Umum: Muh. Jamaluddin, S.Pd., M.Pd.
Kemudian rapat pleno dilanjutkan dengan penandatanganan Berita Acara Serah Terima Kepengurusan Baru Periode 2023-2028 yang disaksikan oleh perwakilan aparat wilayah dan pemerintah darah setempat.
Jamaluddin berharap agar Yayasan Gema Salam terus didampingi agar semakin lebih baik dan menjadi wadah amal jariyah.
“Berkaitan dengan soal pemberdayaan, untuk kedepannya bagaimana kalau seluruh anggota Yayasan Gema Salam berdaya mengisi kemerdekaan cita-cita para pendiri bangsa, yaitu meraih kesejahteraan bersama tanpa pilih kasih. Mudah-mudahan aktivitas yang akan dilaksanakan nanti mencapai cita-cita pendiri bangsa dan menjadi amal jariyah,” ajaknya.
“Ketika kita bersama-sama, saling mengingatkan, saling bekerja sama, insha Allah tidak ada yang berat apabila diangkat bersama, dan tidak ada yang ringan apabila dipikul sendiri.” tutup Jamaluddin.
Kegiatan rapat pleno ini dihadiri oleh Aparat Wilayah dan unsur Pemerintah Daerah, di antaranya Kesbangpol Kota Surakarta, Kodam IV/Diponegoro, Korem 074/Warastratama, Kodim 0735/Surakarta, Polresta Surakarta, Polres Sukoharjo, Polres Wonogiri, Polres Klaten, Polres Boyolali, Polsek Jebres, Satgaswil Jawa Tengah Densus 88 AT/Polri, Bapas Klas I Surakarta, dan Forum Komunikasi Aktivis Masjid (FKAM) Solo.