SOLO- Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUD) IAIN Surakarta bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk melaksanakan Workshop Kurikulum Pendidikan Agama, di Best Western Hotel Solo, Kamis (20/9). Kurikulum pendidikan agama di Perguruan Tinggi dinilai penting untuk memberikan pendidikan anti terorisme bagi generasi bangsa.
Dalam sambutan pembukaan workshop, Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai, meminta kepada lembaga pendidikan baik di tingkat sekolah maupun Perguruan Tinggi (PT) untuk proaktif menanggulangi terorisme terutama dalam ajaran atau sistem pendidikannya. ”Jika itu dilakukan dengan maksimal, maka dipastikan persoalan teroris selesai dalam waktu 10 tahun,” katanya.
Menurutnya, lembaga pendidikan memegang kendali penting untuk antisipasi ajaran teroris merebak di kalangan generasi muda. Karena selama ini lembaga pendidikan yang menjadi media strategis untuk penyebaran ajaran teroris itu. Ansyaad menggungkapkan, dari sekian media penyebaran radikalisme, lahan pendidikan menjadi media paling strategis. Apalagi di lingkungan PT umum yang selama ini menjadi sasaran utama penyebaran radikalisme yang mengarah pada terorisme. Diakuinya, kebanyakan yang jadi sasaran malah bukan PT Agama tetapi malah umum yang jurusannya juga umum. Itu yang terjadi dan PT harus proaktif mengantisipasinya.
Hal dasar yang mestinya dilakukan PT, katanya, adalah kurikulum yang ada kaitannya anti terorisme yang memberikan pemahaman tentang ketidakbenaran teroris. BNPT mengharapkan itu, namun secara teknis biarlkah jadi wewenang PT. Terkait dengan pelakunya, sebenarnya sama saja. Meskipun pelaku teroris nama kelompoknya berbeda, namun tujuan mereka adalah sama adalah mendirikan negara Islam sendiri dan menggagap Negara yang selama ini ada kafir.
Dalam kesempatan yang sama Rektor IAIN Surakarta, Dr. Imam Sukardi, mengatakan, workshop kali itu sebagai langkah antisipasi lembaga pendidikan dan stakeholder yang ada untuk menanggulangi penyebaran terorisme di lingkungan pendidikan dan masyarakat secara umum. Workshop tersebut mengundang sejumlah dosen, guru, penulis buku dan perwakilan dari Kementerian Agama di lingkungan eks- Karesidenan Surakarta. (asa)
Sumber: iain-surakarta