Jakarta – Tokoh agama dari sejumlah negara menggelar dialog di Amerika Serikat (AS) pasca peristiwa penembakkan massal di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru. Dalam dialog itu, para tokoh agama dunia sepakat mengutuk penembakan yang menewaskan puluhan orang di dua lokasi yakni di masjid Al Noor dan Pusat Islam Linwood.
Kabar itu disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA yang tengah mengikuti dialog tersebut di Amerika Serikat, Sabtu (16/3/2019).
Baca juga : GP Ansor: Kemerdekaan Beribadah Dirusak Oleh Tindakan Biadab
“Para tokoh agama mengutuk penembakan itu, bahwa Islamofobia yang digambarkan sekarang sangat tak sesuai dengan realitas masyarakat. Mereka sudah mengetahui tak perlu membenci Islam, semua tahu terorisme itu tak sesuai dengan agama,” kata Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta ini dkutip dari laman republika.co.id.
Nasaruddin mengatakan pertemuan para tokoh agama itu dihadiri pemuka Yahudi dan Kristen. Para tokoh agama sepakat aksi pelaku tak mewakili agama manapun. Ia prihatin dengan terjadinya peristiwa itu. Terlebih peristiwa mengenaskan itu terjadi di Selandia Baru, sebuah negara yang terkenal sebagai negara yang kondusif dan damai.
“Kami para tokoh agama mendesak aparat dan pemerintah Selandia Baru memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku,” tukasnya.
Sementara itu selain melakukan dialog, para tokoh agama dari berbagai negara juga melakukan doa bersama bagi para jamaah yang menjadi korban atas aksi brutal itu.
“Atas nama apapun, untuk kepentingan apapun, kekerasan berdasarkan agama apalagi mengorbankan orang yang beribadah itu sangat tidak bisa dibenarkan,” katanya.
Sebanyak 49 Muslim menginggal dunia akibat teror di dua masjid Kota Christcurch, Selandia Baru Jumat (15/3). Sebanyak 41 korban terbaring di area Masjid Al Noor, sedangkan sisanya ditemukan di Pusat Islam Linwood yang berjarak sekitar 5 km.