Moskow – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menuturkan, Moskow dan Ankara telah sepakat untuk bekerjasama dalam membasmi kelompok teroris di Suriah.
Kesepakatan ini dicapai tidak lama setelah Amerika Serikat (AS) menarik pasukan dari Suriah. “Dalam pengembangan perjanjian yang dicapai antara presiden kami, kami mempertimbangkan langkah-langkah lebih lanjut untuk melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan dalam format Astana, terutama dalam konteks memerangi terorisme, menyelesaikan masalah kemanusiaan, dan menciptakan kondisi untuk kembalinya para pengungsi,” ucap Lavrov.Lavrov, sepeti dikutip Sputniknews.com, pada Minggu (30/12).
kemudian kedua negara telah memberikan perhatian khusus pada situasi terkini di Suriah, setelah pengumuman penarikan pasukan oleh AS.
Baca juga : Selama Tahun 2018, Irak Vonis 616 Warga Asing Terkait ISIS
“Kedua belah pihak menekankan bahwa semua pekerjaan ini akan dilakukan dengan kepatuhan ketat terhadap Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB 2254, termasuk penghormatan tanpa syarat terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Suriah,” ungkapnya.
Dia juga berjanji bahwa kedua negara akan mengintensifkan pekerjaan yang bertujuan menciptakan kondisi yang memungkinkan lebih banyak pengungsi Suriah untuk kembali ke rumah mereka.
Sementara itu, di tempat terpisah Menteri Luar Negeri Turki, Melvet Cavusoglu menegaskan bahwa Turki memiliki posisi yang sama dengan Rusia dalam masalah-masalah Suriah, termasuk kebutuhan untuk memberantas semua kelompok teroris di negara itu.
“Kami mengkonfirmasi kesiapan dan tekad kami untuk melanjutkan perjuangan ini untuk akhirnya membersihkan wilayah Suriah dari kelompok-kelompok jahat ini,” ungkapnya.