Jakarta – Terorisme telah menjadi ancaman global bagi warga dunia. Upaya terus menerus dan terprogram harus terus dilakukan untuk memberantas gerakan terorisme. Maklum terorisme bisa masuk dari segala lapisan masyarakat. Khusus di Indonesia, berbagai upaya penanggulangan terorisme telah menjadi konsen pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
“Kami terus bergerak dan fokus dengan berbagai instansi terkait untuk menanggulangi terorisme. Karena untuk menanggulangi terorisme itu harus kita lakukan dari hilir sampai hulu,” kata Kepala BNPT Saud Usman Nasution di seminar nasional dengan tema ‘Reinterprestasi Makna Jihad : Upaya Membendung Radikalisme’ yang dihelat Fakultas Dirasat Islamiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Kamis (7/5/2015).
Atas dasar itulah, Saud menyambut baik kegiatan seminar yang murni digagas para mahasiswa/mahasiswi yang notabene adalah para generasi muda harapan bangsa. Program-program seperti ini juga menjadi bagian program BNPT dalam menanggulangi terorisme melalui jalur perguruan tinggi.
“Mahasiswa merupakan salah satu target kita dan menjadi garda terdepan dalam upaya antisipasi masuknya faham radikalisme dan terorisme di Indonesia. Paling tidak di internal kampus ini dapat paham agar tidak tergabung dalam kelompok teroris seperti Islamic State of Iraq dan Syria (ISIS) dan sebagainya,” ujar Saud.
Selain itu, jenderal polisi berbintang tiga ini berharap para mahasiswa dapat membantu BNPT dalam memberikan pemahaman ke masyarakat dalam upaya untuk mencegah berkembangnya terorisme, baik itu secara pribadi ataupun melalui jaringan media sosial, serta dunia maya.
“Dengan begitu pemahaman tentang radikalisme dan terorisme ini bisa tersebar dan difahami masyarakat sehingga mereka tidak mudah terpengaruh dengan berbagai propaganda-propaganda radikalisme. Apalagi saat ini kita menghadapi ancaman sangat besar dengan makin gencarnya penyebaran faham ISIS,” terang Saud.
Di akhir pemaparannya, Saud menyampaikan program BNPT di tahun 2015 yaitu program Damai di Dunia Maya. “Dalam pengamatan kami, perekrutan anggota teroris dan juga ajakan untuk bergabung dalam kelompok ISIS sering dilakukan melalui dunia maya. Atas fakta itu, di tahun 2015 ini BNPT mencanangkan program Damai di Dunia Maya,” ujar mantan Kapolda Sumatera Selatan ini.
Dalam kesempatan tersebut, pihak UIN Syarif Hidayatullah dan BNPT melakukan penandatanganan kerjasama (MoU) untuk lima tahun kedepan. Kerjasama ini diantaranya workshop tentang pencegahan terorisme dari sisi pendidikan,penelitian, pengabdian dan pemberdayaan Masyarakat.
Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Dr. Dede Rosyanda, MA mengatakan bahwa tujuan diadakannya seminar ini dalam rangka untuk memberikan peringatan kembali kepada seluruh civitas akademika bahwa terorisme itu adalah sesuatu yang membahayakan bagi bangsa terutama keutuhan, citra dan kekuatan bangsa Indonesia.
“Selain itu jika ada kegiatan-kegiatan radikalisme di sekitar sini maka supaya orang-orang juga sudah mulai melihat bahwa UIN ini tidak menyukai dan tidak toleransi dengan tindakan atau gerakan radikalisme,” ujar Dede.
Selain itu pihaknya juga ingin mengembangkan sebuah citra kampus yang benar-benar ramah terhadap kedamaian dan harmoni di kampus. Dede berharap dengan adanya kegiatan seminar ini semuanya bisa hidup dengan penuh toleransi dan respek terhadap sesama di lingkungan kampus.
“Dan yang penting tidak melakukan aksi-aksi yang menantang terhadap kekuasaan apalagi mempunyai keinginan untuk membentuk negara Islam. Kami tidak menginginkan seperti itu, jadi itu harapan kami,” pungkasnya.