Teroris Sasar Samarinda

 SAMARINDA ditengarai sudah disinggahi terorisme. Indikasinya, terkait beberapa aksi kriminalitas yang terjadi di Kota Tepian. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Arsyaad Mbai menyoroti sejumlah aktivitas kriminal di Samarinda yang diduga dimotori para teroris. Seperti perampokan yang terjadi di Kantor Pegadaian Unit Syariah pada 4 Februari lalu. Ia tidak membantah jika perampokan tersebut syarat dengan kepentingan terorisme.

“Meskipun informasi tersebut masih dugaan, tapi kemungkinan itu bisa terjadi (terkait teroris). Karena teroris tetap membutuhkan suplai dana untuk membiayai gerakan mereka. Bagaimana caranya, salah satunya dengan merampok,” katanya, di sela Diskusi dan Silaturahmi BNPT dengan Jurnalis di Samarinda, kemarin (24/4).
 
Bahkan, kata dia, di antara beberapa terorisme kerap mendapat suplai bantuan dana dari luar negeri.
Namun ia sempat membantah jika masuknya beberapa dana asing juga merupakan aktivitas terorisme. “Tidak ada, seperti US AID dan dana beasiswa yang lain itu murni untuk edukasi dan kemanusiaan. Karena itu kami juga koordinasikan kepada Kementerian Agama agar selektif terhadap beasiswa yang didatangkan dari luar, khususnya Timur Tengah,” tuturnya.
 
Sementara itu, Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi, BNPT, Agus Surya Bakti, menyebut pihaknya saat ini lebih menggunakan cara-cara nonmiliter untuk mencegah terorisme.
“Kami lebih berupaya melalui pendekatan edukatif dan persuasif kepada masyarakat,  strategi kami adalah memulai dari depan. Dalam hal ini provinsi dulu yang kami prioritaskan, baru kemudian di tingkat daerah,” ujarnya.
 
Kemarin, BNPT juga menggelar rapat koordinasi pembentukan Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) di Hotel Bumi Senyiur, Jalan  Diponegoro, Samarinda. Kamis (25/4), pagi ini, bakal diadakan pelantikan kepengurusan FKPT Kaltim yang sudah ditetapkan kemarin petang oleh Ansyaad Mbai. Pelantikan akan disaksikan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dan Wakil Menteri Agama RI Prof Dr Nasaruddin Umar MA.
Pada rakor kemarin, BNPT membahas upaya pencegahan terorisme di Kaltim dengan berbasis kearifan lokal. Juga pencegahan radikal terorisme di Kaltim melalui pendekatan agama, pendidikan dan dakwah. Termasuk pencegahan terorisme dan radikal melalui ekonomi, sosial budaya, dan hukum, serta melalui media massa, humas dan sosialisasi.
Selain itu juga membahas pencegahan ancaman itu melalui pemberdayaan pemuda dan perempuan serta menekan potensi munculnya pemahaman radikal terorisme di masyarakat Kaltim.
Dalam acara ini banyak melibatkan para tokoh masyarakat, pemuda, pemuka agama, akademisi, dan pemangku kebijakan lainnya di Kaltim.
“Dengan penanggulangan ini diharapkan seseorang yang sakit dengan pemikiran radikal yang mengarah ke teroris bisa dicegah dan disembuhkan,” jelas Agus Surya Bakti. (*/byg/*/hry/far/k1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *