Paris – Carlos the Jackal, yang bernama asli Ilich Ramirez Sanchez, mendesak rezim Venezuela segera membebaskannya sehingga ia dapat menjalanlan bisnisnya.
Carlos yang menjalani hukuman penjara seumur hidup di Paris atas kasus pembunuhan itu mengatakan tidak ingin tinggal lebih lama di balik jeruji.
Militan sayap kiri, yang mendalangi serangan bom mematikan, pembunuhan dan penyanderaan, memiliki keinginan untuk kembali sebagai presiden Venezuela dan memusnahkan para oposisi.
Carlos merupakan teroris yang paling dicari di tahun 1970-an dan 80-an. Ia beberapa kali lolos dari dinas rahasia Barat, hingga akhirnya ditangkap pada 1994.
Carlos adalah seorang revolusioner Marxis, yang dekat dengan mantan pemimpin Venezuela, Hugo Chavez, dan saat ini mendukung Presiden Rafael Maduro.
Lahir di Venezuela dari keluarga kaya, Jackal belajar di Rusia sebelum bergabung dengan kelompok militan, Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina.
Dalam persidangannya di 2017 di Paris, ia membual membunuh 80 orang. Jackal mengatakan, “tidak seorang pun di front perlawanan Palestina yang mengeksekusi lebih banyak orang kecuali saya”.
Baca juga : Dengan Helikopter, Pasukan AS Pindahkan Emas Rampasan ISIS di Dashisha
Teroris yang haus darah itu sedang mendaftar nama lawan-lawan politiknya yang ia akan bunuh untuk menggulingkan perlawanan terhadap rezim bermasalah Maduro di Venezuela.
Pernyataan itu disampaikan penulis Prancis Sophie Bonnet, yang telah menulis biografi The Jackal.
Ia mengatakan, Carlos optimis dan yakin akan dibebaskan.
“Ia telah membuat daftar 1.000 orang yang akan dia bunuh ketika menjadi presiden. Ia yakin bahwa yang terbaik masih akan datang untuknya,” kata Bonnet.
“Ia ingin pemerintah Venezuela menekan Perancis agar bersedia membebaskannya untuk kembali ke negaranya,” ujar Bonnet.
“Beberapa tahun yang lalu sepertinya ini adalah kemungkinan yang baik karena hubungannya yang baik dengan Hugo Chavez,” sambungnya.
“Ada pembicaraan tentang pertukaran tahanan di mana ia akan dibebaskan dengan imbalan pembebasan orang-orang yang diculik teroris sayap kiri Kolombia,” tambahnya.
Chavez, pemimpin revolusioner Venezuela yang meninggal karena kanker pada tahun 2013, menyemprotkan uang tunai pada Carlos yang bisa ia dinikmati meskipun dikurung.
Ia adalah seorang raja di antara para tahanan lainnya.
“Chavez akan mengirim makanan, pakaian, buku, dan segala macam hal kepadanya sehingga ia hidup dengan cara yang mewah,” kata Ms Bonnet.
“Ia juga sangat kuat di penjara karena bisa berbagi hadiah dengan yang lain,” katanya.
“Ia tidak memiliki hubungan yang baik dengan Maduro tetapi masih yakin bahwa dia dapat membantunya,” sambungnya.
Jackal dilaporkan dibiayai oleh Saddam Hussein dan Moammar Gadhafi sebelum akhirnya ia ditangkap oleh agen-agen Prancis di Sudan.
Pada 1970-an dan 1980-an ia terkenal di seluruh dunia.
“Teroris bahkan tidak dikenal saat itu. Carlos adalah orangnya,” mantan agen CIA Billy Waugh mengatakan kepada BBC.
Ia dijatuhi hukuman seumur hidup pertama pada tahun 1997 karena membunuh dua agen rahasia Prancis dan seorang revolusioner Lebanon.
Pada 2011 ia dinyatakan bersalah setelaj membunuh 11 orang dalam serangan bom pada 1980-an dan pada 2014 ia diberi hukuman seumur hidup ketiga untuk serangan granat 1974 di Paris yang menewaskan dua orang.