Bisnis-Jateng.com, JAKARTA – Mabes Polri mengidentifikasi bom yang disita dari tas ransel milik empat terduga teroris yang disergap dalam operasi kontrateror di Tulungagung, Jatim, Senin (22/7), merupakan bom standar militer.
Seorang sumber ahli bom di tim kontrateror Mabes Polri menerangkan bom tersebut memiliki tipe grenade machine made in Belgia. “Ini bom standar militer, bukan bom rakitan,” ujarsumber itu, Rabu (24/7/2013).
Namun, pihaknya masih menyelidiki dari mana bom yang berjenis daya ledak tinggi (high explosive) itu bisa sampai ke tangan para pelaku teror tersebut.
Polri menduga kemungkinan para teroris memasok bahan kimia itu dari pasar senjata gelap di Mindanao, Filipina Selatan.
“Itu salah satu kemungkinan dari banyak kemungkinan lain,” tambah sumber kepolisian yang lain.
Selain itu, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F. Sompie memaparkan dua jenazah teroris, Dayah alias Kim dan Rizal, masih menjalani pemeriksaan otopsi di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Pemeriksaan itu untuk memastikan penyebab kematian, melakukan identifikasi forensik, pemeriksaan DNA untuk diambil sampel pembanding keluarga, dan pemeriksaan odontologi dari sidik jari kedua tersangka itu.
“[Untuk pemeriksaan DNA] tunggu satu minggu untuk pastikan identifikasi. DNA pembanding masih diupayakan, masih menunggu dr keluarga, ” tuturnya, Rabu.
Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap empat orang terduga teroris, Senin (22/7) sekitar pukul 08.45 Wib di Jalan Pahlawan, Kedung Waru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Dua orang ditembak mati saat baku tembak yakni Bayah alias Kiim dan Rizal, sedangkan dua lainnya Mugi Hartanto dan Sapari, menyerahkan diri kepada tim kontra teror.
Kejadian penyergapan keempat teroris itu dilakukan saat mereka sedang menunggu kendaraan umum di tepi jalan yang tidak jauh dari Rumah Sakit (RS) Lama Tulungagung.Mereka hendak naik bus ke arah tujuan Surabaya.
Saat akan ditangkap, salah satu teroris, Dayah, menembak anggota Densus sehingga terjadilah baku tembak.
Dari tangan para pelaku teroris, Polri menyita satu pucuk senjata api jenis Revolver dan bom yang ada di dalam tas ransel.
Mereka diduga terlibat dengan pendaan kasus teror di Medan,di antaranya dengan pentolan teroris Cahya Fitrianta, yang terkait dengan pelatihan teroris di Poso dengan Santoso, dan dengan Badri yang mengirimkan dana ke Poso, serta bom bunuh diri di Mapolres Poso.
Selain itu, mereka turut terlibat kasus lainnya yakni perampokan CIMB Niaga Medan, Solo, dan pencarian dana di Bali. (37/rsj)
sumber: bisnis-jateng