Damailahindonesiaku.com, Banyumas – Meski berlangsung di ruang yang cukup sederhana, sosialasi portal Damai.id yang dilakukan oleh para awak Pusat Media Damai (PMD) berhasil menjalankan misinya. Sekitar empat puluhan pemuda Islam dan aktivis, serta beberapa santri, yang hadir menjadi peserta itu mengaku terbuka matanya dengan apa yang dinamakan dengan ancaman dari dunia maya dan pentingnya menggaungkan perdamainan di dunia maya untuk menciptakan kedamaian di Bumi Nusantara. Acara itu digelar di salah satu ruang kelas SMA yang berada di lingkungan Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin, Sirau, Kemranjen, Banyumas, Kamis (28/5/2015).
Hampir sepanjang tiga jam para peserta mendapat pelatihan tentang berbagai hal menyangkut portal damai.id. Selain itu, mereka juga diajak untuk bergabung dalam komunitas dunia damai dan aktif didalamnya.
Selain mendapat pelatihan, para peserta juga di buka wawasannya tentang tips memilih portal dan website yang baik dan tidak terpengaruh dan tidak menyentuh sama sekali portal-portal berbau radikalisme yang mengatasnamakan agama.
“Jujur selama ini kami kurang memahami hal-hal seperti ini. Yang pasti ini bagus banget apalagi, sekarang ini tengah gencar propaganda yang dilakukan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dan gerakan radikalisme lainnya melalui dunia maya,” ujar salah satu peserta Taufiqurrahman dari Pesantren Mahasiswa An-Najah Banyumas.
Selain wawasan dan pengetahuannya bertambah, sosialisi ini juga merupakan bentuk untuk membentengi generasi muda dari hal-hal yang berbau kekerasan atau radikalisme.
“Sebagai pribadi dan sebagai generasi muda, saya sangat tidak setuju dengan paham radikalisme itu. Kita cinta damai dan Islam itu rahmatan lil alamin yaitu memberi kasih sayang kepada semua yang ada di alam, baik yang masih hidup dan yang sudah mati,” imbuh Taufiq.
Ia berharap, sosialisasi seperti ini bisa lebih sering digelar dengan menggandeng berbagai organisasi kepemudaan. “Sangat positif, karena kami generasi muda ini sangat haus informasi. Dengan adanya ini, kami bisa memilih dan memilah dan bisa aktif menggaungkan perdamaian di dunia maya,” tukas Taufiq.
Peserta lainnya, Mahathir dari GP Ansor Kebumen mengaku juga terbuka wawasannya tentang apa yang selama ini ia dengar dan ia lihat melalui internet. Meski bukan termasuk mania dunia maya, Mahathir merasa sosialisasi menjadi solusi untuk menyelamatkan generasi muda dari kemungkinan terkontaminasi propaganda radikalisme dari dunia maya.
“Ini sangat bagus mas untuk membendung pengaruh dunia maya bagi anak muda, sekaligus membentuk generasi muda yang cinta damai. Memang saya bukan aktivis dunia maya, tapi saya tahu gerakan terorisme sangat intens melancarkan propaganda di dunia maya,” ungkap Mahathir.
Dengan adanya ini, lanjut Mahathir, para gerakan radikalisme itu bisa dilawan dengan cara yang mereka lakukan. “Kalau bisa jangan di Banyumas saja, kam di Kebumen dan mungkin juga para generasi Islam di seluruh Jawa Tengah, bahkan Indonesia, juga pasti senang mendapat sosialisasi seperti ini,” pungkas Mahathir.