Jakarta – Pengamat terorisme Sidney Jones mengatakan selama dua bulan terakhir, yakni Maret hingga April 2015, banyak warga Indonesia yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tewas. Menurut dia, ada sekitar 38 warga negara Indonesia yang tewas di Irak maupun Suriah karena disuruh berperang.
“Untuk pertama kali warga Indonesia yang tinggal di khatibah (kamp) dikirim ke tempat pertempuran untuk melawan Kurdi,” ujar Sidney ketika berdiskusi di Institut Peradaban, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu, 13 Mei 2015. Dia tak tahu pasti dampak dari banyaknya pengikut ISIS dari Indonesia yang meninggal di sana.
Sidney memperkirakan ada dua kemungkinan imbas tewasnya para kombatan itu. Pertama, bisa meredam keinginan warga yang masih di Indonesia untuk berangkat ke Suriah. Kedua, bisa semakin mendorong para calon jihadis untuk mati syahid.
Dia memprediksi ada sekitar 200 hingga 300-an orang Indonesia yang bergabung ISIS di Suriah. Sedangkan warga Malaysia sekitar 80-90-an orang. Mereka dibuatkan penampungan khusus yang bernama Khatibah Nusantara. Anak-anak mereka juga mendapat pelajaran di sekolah khusus berbahasa melayu.
“Khatibah Nusantara didirikan sekitar akhir tahun lalu supaya orang Indonesia paham bahasa Arab,” ujarnya.