VIVAnews – Direktur Pencegahan dan Kerjasama luar Negeri Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) Brigjen (Mar) Verry Kunto mengakui penjagaan perbatasan Indonesia masih lemah. Celah ini dimanfaatkan kelompok tertentu untuk menyelundupkan senjata ilegal.
“Penjagaan perbatasan kita banyak bolong-bolong. Kelompok tertentu memanfaatkannya dengan tujuan aksi teror,” kata Verry usai meninjau kesiapan Latihan Bersama Penanggulangan Terorisme 2013 di IPSC, Sentul, Bogor, Selasa 3 September 2013.
Menurut Verry, pengawasan batas negara itu tidak bisa dilakukan sendiri. Perlu kerjasama dengan negara yang berbatasan langsung dan dekat dengan wilayah Indonesia dan negara lain yang tidak berdekatan namun mempunyai kemungkinan mendapatkan teror.
“Kita sempat bicara beberapa waktu lalu di Hanoi mengenai penjagaan perbatasan dengan anggota ASEAN. Bahkan gagasan ini mendapat respons dari Amerika, Australia, Jepang, China dan negara lain yang bukan negara anggota ASEAN. Mereka menganggap terorisme sebagai ancaman bersama,” jelas Verry.
Dari pembicaraan itu, imbuhnya, negara-negara menyepakati pembentukan forum diskusi dan latihan bersama yang akan dilakukan di Indonesia. Dalam forum ini akan ada saling bertukar starategi penanggulangan teroris. “Forum ini sepakat pencegahan teroris antar negara menjadi prioritas.”
Ke depan, Verry berharap ada kerja sama konkrit melalui forum itu mengenai penanganan perbatasan, termasuk kontra terorisme lintas negara. “Kita butuh komunikasi dalam operasi lintas negara,” katanya.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan latihan gabungan ini akan diikuti 18 negara. “Kegiatannya bulan depan. Penyelenggaranya Amerika dan Indonesia. Tahun depan, akan dilakukan Australia dan Singapura. Tempatnya kami belum tahu,” ujarnya. (eh)
sumber: nasional news