Beijing – Pemerintah Tiongkok sudah menangkap hampir 13.000 teroris di wilayah Xinjiang sejak tahun 2014 lalu. Xinjiang yang berbagi perbatasan dengan sejumlah negara termasuk Pakistan dan Afghanistan, seperti diketahui sudah sejak lama mengalami aksi-aksi kekerasan.
Dan, Pemerintah Tiongkok mengklaim kekerasan tersebut didalangi sebuah gerakan “teroris” terorganisir yang mengupayakan kemerdekaan wilayah tersebut.
Dewan Negara, Kabinet Tiongkok sudah merilis dokumen yang disebut “berkas putih” yang menyebutkan pemerintah “tanpa henti menyerang dengan keras, sesuai dengan hukum, terhadap setiap tindakan yang mendukung terorisme dan ekstremisme”.
Baca juga : Pengadilan Irak Vonis Hukuman Mati Terhadap Anggota ISIS asal Belgia
Dokumen tersebut menyatakan bahwa Xinjiang telah lama menjadi bagian wilayah Tiongkok, “kekuatan teroris dan ekstremis” telah memicu kegiatan separatis dengan “memalsukan” sejarah wilayah tersebut.
“Sejak 2014, Xinjiang telah menghancurkan 1.588 geng-geng teroris yang keji, menangkap 12.995 teroris, menyita 2.052 bahan peledak, menghukum 30.645 orang atas kegiatan-kegiatan keagamaan ilegal, dan menyita 345.229 salinan material keagamaan ilegal,” papar dokumen ‘berkas putih’ yang dirilis Kabinet Tiongkok seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (18/3).
“Pekerjaan kontra-terorisme dan perjuangan de-ekstremisasi di Xinjiang senantiasa dilakukan sesuai dengan aturan hukum,” sambung isi dokumen tersebut.
Dokumen tersebut sudah mendapat kecaman dari sebuah kelompok hak-hak Uighur, yang menyebutnya sebagai “dalih politik untuk menekan Uighur”.
“Tujuan mengeluarkan apa yang disebut buku putih itu adalah sebagai cara mendapatkan dukungan lokal untuk kebijakan ekstremnya dan untuk menutupi pelanggaran hak asasi manusia,” seru Dilxat Raxit, juru bicara kelompok World Uyghur Congress dalam sebuah pernyataan.