Bekasi – Ketua Umum PPP, M Romahurmuziy mengimbau para guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Indonesia agar bisa menangkal radikalisme. Salah satunya adalah dengan menguasai teknologi informasi (TI) termasuk media sosial, karena paham itu masuk melalui ranah tersebut.
Hal ini diutarakan saat menjadi pembicara di Diskusi Panel Sarasehan Nasional para Guru Pendidikan Agama Islam di Bekasi, Rabu (21/11).
“Saat ini, paham tersebut menyerang melalui berbagai cara dan berbagai lini. Di antaranya melalui radio, televisi, juga media sosial,” ucap pria yang akrab disapa Romi itu.
Pria yang menjabat Dewan Pembina Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) ini menegaskan, tantangan utama bangsa Indonesia saat ini, salah satunya paham radikalisme yang dibawa gerakan-gerakan yang mengatasnamakan Islam serta menyerang melalui berbagai cara. Di antaranya mereka menyasar kalangan para pelajar.
Baca juga : Ulama Suriah Minta Masyarakat Indonesia Tutup Ruang Terorisme
Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk Islam, Indonesia juga dijadikan sebagai laboratorium gerakan-gerakan Islam.
“Persoalannya adalah, apakah kita bisa memilah mana gerakan yang bermuatan politis, dan mana gerakan yang berbahaya dan membawa paham radikalisme. Itulah pentingnya pendidikan Islam yang benar, yang didasarkan nilai-nilai kelembutan,” ungkap Romi.
Karenanya, guru-guru PAI inilah yang akan menjadi filter dan bisa menetralisir paham-paham yang dianggap bisa memecah belah bangsa.
“Tentu saja kita tidak ingin menjadi seperti Suriah yang hancur dikarenakan pertikaian sekterian yang disebabkan faham-faham radikal,” jelas Romi.
Selain itu, dia meminta para guru PAI agar menyampaikan Islam adalah agama yang penuh kelembutan.
“Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, yang membawa kedamaian dan kasih sayang, bukan agama yang mengajarkan kekerasan dan radikalitas,” tutupnya.