PADANG — Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya M Romahurmuziy menyatakan dialog antara Islam dan kebangsaan di Indonesia belum sepenuhnya selesai.
“Secara formal dialog Islam dan Kebangsaan memang sudah selesai melalui Pancasila yang menjadi pemersatu, tetapi secara informal belum,” kata Romahurmuziy, saat menjadi pembicara kunci seminar Islam dan Kebangsaan di Perguruan PGAI, Padang, Sumatera Barat, Senin (18/5).
Romi, panggilan akrab Romahurmuziy, menjadi pembicara kunci menggantikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang berhalangan hadir karena ada agenda di tempat lain.
Menurut Romi, belum selesainya dialog Islam dan Kebangsaan terbukti dengan masih banyaknya persoalan ke-Islaman dan kebangsaan yang saling diperhadapkan walau menurut dia sebenarnya tidak perlu.
“Misal, dipersoalkannya pembacaan ayat suci Al Quran dengan langgam Jawa. Ini salah satu yang menunjukkan dialog Islam dan kebangsaan belum selesai,” ucapnya.
Romi berpendapat tidak ada persoalan pembacaan ayat suci Al Quran di luar cara baca atau irama yang dianggap baku dan sudah disepakati para “Qurra'” (pembaca Al Quran) tingkat dunia seperti “husaini, bayati, hijaz”, dan “shoba”.
“Perintah baca Quran itu dengan tartil, tidak dengan lagu tertentu dari Arab,” ujar cicit tokoh pendiri NU KH Wahab Chasbullah itu.
Menurut dia, tidak ada persoalan dan tidak perlu dipersoalkan pembacaan Al Quran dengan langgam Jawa, Minang, Sunda, atau yang lain sepanjang bacaannya benar dan tartil.
Lebih lanjut Romi mengatakan, Islam Indonesia dikenal sebagai Islam yang hidup dan berkarakter lembut dengan konsep Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam kini menjadi perhatian dunia di tengah maraknya radikalisme.
Menurut dia, Islam Indonesia dalam penampilan menjadi berbeda dengan Islam ala Timur Tengah, karena dipengaruhi oleh kekayaan budaya dan tradisi di Tanah Air.
“Islam Indonesia lebih menekankan pada substansi, bukan formalitas. Kalau kita kaji, sebenarnya banyak aturan yang secara substantif bernafaskan Islam,” tuturnya.
Meski demikian, menurut Romi, tidak menjadi persoalan jika dihadapkannya Islam dan kebangsaan hanya sebatas pada ranah pemikiran dan bukan gerakan seperti yang terjadi di masa lalu.
“Energi lebih baik diarahkan untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik dan sejahtera,” kata Romi yang datang ke Padang juga untuk membuka Muswil PPP Sumbar.
Sebelumnya, dalam peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW di Istana Negara Jakarta, Jumat (15/5) malam, acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Quran, yakni Surah An-Najm 1-15, dengan langgam Jawa oleh dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Muhammad Yasser Arafat. Hal itu mengundang pro dan kontra di masyarakat. [Ant/L-8]