Damaskus – Lebih dari 1.000 militan ISIS dilaporkan kabur dari Suriah ke Irak dalam enam bulan terakhir. Militan-militan ISIS itu diduga membawa uang hingga USD 200 juta (Rp2,8 triliun).
Para militan itu melarikan diri pasca dipukul mundur oleh Pasukan Demokratik Suriah di pertempuran terakhir mereka yang berlangsung di area tenggara Suriah. Sebagian anggota ISIS diyakini merupakan mantan anggota al-Qaeda.
Jenderal Joseph Votel selaku komandan operasi militer Amerika Serikat di Timur Tengah, memperkirakan ada 20.000 hingga 30.000 pejuang ISIS yang tersisa, jumlah ini selaras dengan laporan yang dirilis PBB sejak Agustus. Sebuah laporan Departemen Pertahanan AS sejak musim panas memperkirakan ada antara 15.500 dan 17.100 militan ISIS di Irak dan 14.000 lainnya di Suriah.
Baca juga : Rusia Terima Kembali Kepulangan Anak-anak Anggota ISIS
Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebelumnya mengungkapkan bahwa ISIS akan kalah pekan depan, pernyataan dibuat minggu lalu yang berarti pekan ini adalah waktu yang ditargetkan oleh Trump. Namun, pejabat senior diplomatik Amerika Serikat menyampaikan bahwa kekalahan tidak selalu berarti kekalahan fisik, namun juga kekalahan finansial.
“Yang kami maksud adalah kekalahan jaringan ISIS, termasuk sumber pendapatan finansial, sokongan dana tambahan, suplai senjata, dan mereka yang memberikan tempat persembunyian,” kata pejabat tersebut, seperti dikutip CNN, Senin (18/2).
Amerika Serikat juga menyebut nama petinggi militer Iran, Brigadir Jenderal Qasem Soleimani, yang diduga terlibat jaringan ISIS. Soleimani saat ini tengah dalam pengawasan Departemen Keuangan AS dan Dewan Keamanan PBB.
Hingga saat ini Amerika Serikat terus melacak pergerakan milisi yang didukung Iran di Irak, serta jaringan bisnis yang dijadikan sumber aliran dana teroris.