Damailahindonesiaku.com, Banyumas — Ratusan santri penggiat dunia Maya yang turut berkumpul di Pondok Pesantren Raudhotut Tholibin, Banyuwas, menyampaikan tekadnya melawan propaganda radikal terorisme di dunia maya. Mereka mengaku sudah sangat gerah dan marah dengan konten-konten negatif beberapa situs yang mengatasnamakan Islam. Menurut mereka situs-situs tersebut selama ini justru mencoreng nama baik Islam karena selalu mengkampanyekan kebencian dan kekerasan.
Dengan tetap memakai sarung dan kopyah, para santri menyampaikan akan mendukung penuh program tahun damai di dunia maya yang dicanangkan BNPT. Bagi mereka kedamaian di dunia maya harus jadi prioritas negara demi masa depan Islam dan Indonesia. Program ini juga dirasa relevan mengingat umat Islam sudah sangat gelisah atas sepak terjang kelompok pecinta kebencian di dunia maya.
Dalam kesempatan yang sama, ratusan santri tersebut juga siap berjejaring dengan ribuan pesantren di Indonesia untuk mengkampanyekan program ini. Langkah kongkret yang akan mereka kerjakan adalah secara terus menerus akan rutin menulis gagasan Islam Rahmatan lil ‘Alamin di dunia maya. Mereka akan bekerjasama mengisi website yang mereka bentuk sendiri dan akan bergabung dengan komunitas damai untuk program ini.
Program seperti ini bukan pertama kali dilakukan BNPT. Instansi negara yang mengurusi penanggulangan teror ini telah berulang kali dan terus menerus melakukan pelatihan damai di dunia maya bersama komunitas Islam. Masyarakat dan berbagai komunitas Islam pun mendukung penuh langkah ini. Bagi BNPT melawan gerakan radikal terorisme ini bukan saja tugas negara tapi juga partisipasi masyarakat.
Sebagaimana diketahui, ajaran agama -khususnya Islam- sering ditafsirkan “seenak udele” oleh kelompok radikal teroris. Mereka misalnya, sering menyebut kelompok Islam yang tidak mendukung aksi kekerasan mereka sebagai kelompok kafir. Mereka juga paling rajin mendefinisikan terma keislaman, seperti jihad, secara salah dan cuma untuk kepentingan kelompok mereka sendiri.
Inilah yang menjadi kekhawatiran para santri. Karena alasan keagamaan yang dilakukan kelompok radikal terorisme tidak pernah ditemukan dalam referensi keislaman yang ada. Itu artinya, para santri menganggap kampanye atas nama Islam yang dilakukan kelompok radikal terorisme justru bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri. Inilah perjuangan kaum santri! Mana perjuanganmu?