KARANGANYAR – Aksi penolakan terhadap Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) kembali mencuat. Setelah pemasangan spanduk penolakan ISIS di sejumlah wilayah di Soloraya, pagi tadi sekitar 600 orang dari berbagai organisasi masyarakat (ormas) berunjuk rasa menolak ISIS di Karanganyar.
Aksi tersebut dimulai dari kawasan Alun-alun Karanganyar sejak pukul 07.00 WIB.
Para pelaku aksi yang berasal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Banser NU, Pemuda Muhammadiyah, Mafia Salawat, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI), dan Majlis Tafsir Alquran (MTA), bergerak dari alun-alun ke kawasan Taman Pancasila, di depan Rumah Dinas Bupati Karanganyar di Jl. Lawu.
Di hadapan Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mereka juga menyampaikan pernyataan sikap. “Kami merupakan gabungan pondok pesantren, organisasi masyarakat yang juga masyarakat Karanganyar, menolak keberadaan ISIS dan radikalisme. Sebab itu melanggar Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, yang dapat memecah belah NKRI,” kata pengurus MUI Karanganyar, Sunarno, saat membacakan pernyataan sikap itu, Minggu.
Sementara itu Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Cabang Karanganyar, Jamaludin, mengatakan gerakan gerakan aksi menolak ISIS dan radikalisme adalah bentuk kecintaan mereka terhadap NKRI.
Pengurus LDII Kabupaten Karanganyar, Sudarmanto, mengatakan ISIS dan radikalisme berpotensi memecah belah Islam dan NKRI. “Kami warga LDII yang juga masyarakat Karanganyar menolak ISIS dan radikalisme. NKRI harga mati, Pancasila jaya!” kata dia.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menyambut positif adanya aksi penolakan terhadap radikalisme dan ISIS tersebut.
sumber : solopos.com