Jakarta – Ancaman faham radikalisme, terutama dari penyebaran propaganda Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) bisa dicegah dengan melakukan pengetahuan makna agama Islam yang benar. Pendapat itu dikemukakan oleh Direktur Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) Dr Hamid Fahmi Zarkasy, MA Ed.
“Radikalisme itu terjadi karena masih ada pemahaman agama Islam yang kurang dari sebagian orang. Seperti jihad yang memiliki banyak makna sehingga pengertian jihad itu tidak harus mengangkat senjata. Sikap-sikap seperti inilah yang harus diluruskan karena Islam itu adalah agama yang menyeluruh. Tidak bisa hanya menekankan yang satu lalu meninggalkan yang lain,” ujar Hamid Fahmy Zarkasy saat dihubungi, Kamis (7/5/2015).
Hamid mengatakan, hal-hal itu harus dicermati untuk mengantisipasi masuknya faham kekerasan yang menggunakan dalih agama. Pendidikan-pendidikan baik formal maupun informal harusnya diperbanyak untuk pemahaman agama Islam yang benar. “Pendidikan seperti ini diperlukan untuk aktivis, mahasiswa, pelajar, organisasi kemasyarakatn (ormas), sehingga mereka bisa memahami Islam komprehensif sebagai agama ilmu pengetahuan, bukan agama kekerasan. Penekanan itu perlu disebarkan ke masyarakat karena saat ini masyarakat kita lemah dalam ilmu pengetahuan, khususnya agama sehingga mereka lebih mengedepankan okol (otot) dibandingkan dengan akal,” papar Hamid.
Hamid menegaskan sudah menjadi tugas pemerintah dan seluruh komponen masyarakat, terutama umat muslim untuk bisa menyadarkan orang-orang yang sudah terkontaminasi dengan faham-faham radikalisme itu, terutama menyangkut cara berpikir dan cara melihat masalah.
“Saya melihat kita ini sedang menghadapi dua bentuk radikalisme. Satu radikalisme aktivisme dan rasionalisme. Dua-duanya sangat membahayakan dan bisa merusak kerukunan hidup beragama di Indonesia. Jadi perlu ada tindakan secara terus-terus untuk meningkatkan kualitas pengetahuan agama masyarakat, untuk meredam munculnya faham-faham radikalisme tersebut,” tandas Hamid.
Senada juga diungkapkan oleh Dr Sahabuddin Lc, MA, dosen Fakultas Dirasat Islamiyah Universitas Islam Indonesia (UIN) Syarif Hidayatullah. Menurutnya radikalisme adalah sesuatu yang harus dihilangkan dari bumi Indonesia karena bisa mengancam perdamaian dan keharmonisan hidup bangsa dan negara, serta mencoreng Indonesia di mata negara-negara Islam dunia.
“Saya kira BNPT dan kepolisian sudah harus lebih banyak melaksanakan dialog dengan ulama-ulama kharismatik di tiap-tiap daerah. Karena ulama-ulama itu bisa didengar oleh masyarakat,” kata Sahabuddin.
Menurutnya perlu diterbitkan buku untuk disebarkan ke masyarakat tentang pemahamahan Islam yang benar. Menurutnya, masyarakat awam biasanya memiliki semangat islam kuat sekali, tetapi mereka tidak tahu tentang pemahaman jihad secara mendalam.