Washington – Kendati pasukan koalisi Amerika Serikat (AS) hampir mencapai kantong-kantong terakhir dari kekhalifahan kelompok teroris Islamic State (ISIS) di Suriah, kelompok teror itu ditengarai tak melemah.
Bahkan, ada dugaan kuat mereka tengah bersiap-siap menyusun kekuatan baru untuk merebut kembali wilayah itu.
Penilaian serius ini disampaikan Komando Pusat AS kepada pimpinan inspektur jenderal untuk upaya AS di Irak dan Suriah.
Penilaian disampaikan hanya satu bulan lebih setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk menarik sekitar 2.000 tentara AS dari Suriah, dan menyatakan perang melawan ISIS telah berakhir.
Penilaian ini secara langsung sebenarnya sudah membantah penilaian Trump yang menyatakan AS sudah mengalahkan ISIS dan menghantam kelompok tersebut dengan keras.
Baca juga : Militer Turki Lumpuhkan 50 Teroris Selama Januari 2019
Pejabat militer AS justru memperingatkan bahwa ISIS siap bangkit jika pasukan AS benar-benar meninggalkan Suriah.
“Tidak adanya tekanan kontraterorisme pada ISIS bisa membangkitkan kelompok itu di Suriah dalam enam hingga dua belas bulan mendatang dan merebut kembali wilayah tertentu” kata Komando Pusat AS kepada inspektur jenderal itu sebagaimana dikutip dari VOA, Selasa (5/2).
ISIS bisa melakukan serangan oportunistik terhadap personel AS sewaktu mereka mundur. Namun serangan tersebut akan dinyatakan sebagai ‘kemenangan’ di medianya.
Selain itu, tambah Komando Pusat, kelompok teroris ISIS juga akan meregenerasi fungsi dan kemampuan utamanya, baik di Suriah maupun di Irak .
Komandan militer AS juga mengatakan ketidakmampuan pejabat Suriah dan Irak untuk menangani keluhan lama warga Sunni-Arab. Hal tersebut bisa membuat ISIS kembali menguat, bahkan lebih kuat dari sebelumnya.