Deli Serdang – Pemgurus Yayasan Pondok Pesantren Al-Hidayah, Ds. Sei Mencirim, Kec. Kotanimbalu, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara berharap agar pihak Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) II untuk bisa memfasilitasi atau memberikan kecakapan atau keahlian dalam memberdayakan para santri Ponpes Al Hidayah untuk dapat melakukan kegiatan pertanian, perkebunan ataupun peternakan.
Hal tersebut dikatakan Perwakilan Yayasan Pondok Pesantren Al Hidayah, Dr. Ichwan Azhari, yang mewakili pimpinan Ponpes Al-Hidayah, ustad Khoirul Ghazali yang sedang menunaikan ibadah umroh di Tanah Suci saat menerima kunjungan Kepala BNPT, Komjen Pol. Drs. Sujardi Alius, MH dan Direktur Utama (Dirut) PTPN II, Dr. Ir. Mohammad Abdul Ghani, M.Si di Ponpes Al Hidayah, Rabu (1/5/2019) siang.
Dr. Ichwan Azhari, mengatakan selama ini pihaknya telah memanfaatkan lahan milik PTPN II untuk mencoba mengembangkan usaha pertanian seperti menanam jagung, palawija dan juga pertenakan seperti ayam dan perikanan. Apa yang dilakukannya itu sebagai upaya untuk dapat menghidupi pesantren itu sendiri dikarenakan Ponpes Al Hidayah ini tidak memungut biasa dari para santrinya. Namun dikarenakan para pengurus dan juga santri Ponpes Al-Hidayah ini bukanlah orang yang ahli dalam bidang pertanian, peternakan dan perikanan, maka perkembangannya relatif lambat.
“Karena keluarga kami ustad Khoirul Ghazali ahli dalam bidang teks (membaca) sehingga mulailah awal-aawalnya itu coba-coba, mulai menanam jagung, dan melihat sepertinya menanam jagung itu ada untungnya. Ditanam, dua, tiga kali periode kadang untung, kadang tidak. Tanam pisang juga seperti itu, kadang untungm kadang tidak. Jadi masih mencoba karena kami tidak memiliki keahlian untuk itu,” ujar Ichwan Azhari.
Baca juga : PTPN II Siap Pinjamkan Lahannya untuk Dukung Program BNPT dalam Memberdayakan Santri Ponpen Al-Hidayah
Selain berharap ada penambahan peminjaman lahan untuk lebih membesarkan kegiatan usahan yang juga dijalankan para santrinya, pihaknya juga berharap adanya bantuan dalam memberikan pelatihan seperti pertanian, perkebunan ataupun peternakan agar para pengurus dan santri memiliki keahlian dalam hal tersebut.
“Jadi kami sebetulnya disamping memerlukan lahan yang luas, juga sebetulnya memerlukan bantuan kecakapan atau keahlian. Karena selama ini memang kami di sini tidak punya keahlian untuk itu. Semuanya selama ini cuma coba-coba, oh menanam ini bagus lalu cobalah menanam. Petani menanam ini bagus, kita coba lagi menanam. Tapi banyak yang yang sebetulnya belum berhasil,” ucapnya.
Dirinya juga mencontohkan kalau pihaknay telah banyak menabur bibit ikan. Namun rupanya di empang atau tambak tersebut banyak berang-berang. Sehingga banyak bibit ikan itu dimakan oleh berang-berang. “Itulah pak kira-kira kondisi kami di sini. Kami ingin pesantren ini menjadi pusat pembelajaran, pusat untuk bisa mendapatkan menghilangkan stigma kalau orang tuanya dulu dianggap berbuat kesalahan, anaknya harus bangkit membuat perbaikan-perbaikan,” ujar Ichwan Azhari.
Dirinya juga berharap Ponpes Al Hidayah ini tidak hanya menjadi tempat untuk mendidik anak-anak t yang ada di sekitar Medan, yang mana sekarang ini jumlahnya ada sekitar 30 orang, tetapi dari seluruh Indonesia.
“Diharapkan bisa di didik di sini Oleh karena itu kkalau untuk seluruh Indonesia dan diharap pesantren ini bisa Mandiri, tidak mengharap bantuan dari pemerintah untuk menjalankan,” ujarnya mengakhiri