Paris – Pemerintah Perancis lebih memilih untuk mengesampingkan rencana pemulangan warga negaranya yang telah bergabung dengan kelompok teroris ISIS.
Perancis dan negara-negara Eropa lainnya saat ini sedang menghadapi isu pemulangan warga negaranya yang telah bergabung dengan ISIS dan kini ditahan di Irak maupun Suriah. Banyak dari anggota asing ISIS di Suriah yang kini ditahan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi, terlebih sejak diumumkannya kekalahan ISIS, akhir bulan lalu.
Masalah pemulangan warga negaranya yang sempat bergabung dengan kelompok teroris ini menjadi isu yang sangat sensitif di Perancis. Hal itu setelah sebuah serangan di Paris pada 2015 yang diklaim oleh ISIS menewaskan hingga 130 orang, dan memicu terjadinya serangan lainnya.
Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner menyatakan, untuk saat ini, pemerintah tidak memiliki rencana untuk pemulangan warganya dari Irak maupun Suriah.
Baca juga : Satu WNI Tewas Saat Upaya Pembebasan Sandera Abu Sayyaf
“Saya pikir cukup logis bagi kami untuk mempertimbangkan semua kemungkinan dan ini adalah salah satu kemungkinan yang mereka persiapkan,” kata Castaner dalam konferensi pers usai pertemuan G7 di Paris.
“Saat ini tidak ada rencana pemulangan secara umum yang sedang dipertimbangkan untuk dilakukan.”
“Namun kami akan terus mempelajari tentang kemungkinan pemulangan anak-anak dari anggota ISIS dengan memperhatikan kasus per kasus,” ujarnya, sepeti dikutip AFP, Minggu (7/4).
Pernyataan Castaner tersebut berseberangan dengan laporan yang disampaikan harian Perancis, Liberation, pada Jumat (5/4/2019), yang menyebut pada awal Maret lalu pemerintah telah siap untuk membawa pulang sekitar 250 orang, termasuk pria, wanita, dan anak-anak.
Castaner membantah klaim surat kabar tersebut, termasuk mengenai perubahan kebijakan terkait warganya yang bergabung dengan ISIS telah didikte oleh opini publik. Bulan lalu, otoritas Perancis telah memulangkan lima anak yatim piatu dari kamp-kamp di timur laut Suriah yang merupakan keturunan dari warga negaranya yang telah menjadi anggota ISIS.
Menurut data dari UNICEF, ada sekitar 3.000 anak-anak asing dari 43 negara yang kini ditempatkan di kamp pengungsian di Al-Hol, Suriah.
Sementara data dari pemerintah Perancis menyebut ada sekitar 1.700 warganya yang pergi ke Irak dan Suriah untuk bergabung dengan kelompok militan antara tahun 2014 hingga 2018 dan sekitar 300 di antaranya diyakini telah tewas dalam pertempuran.