Ansyad Mbai mengatakan, selama Indonesia masih menerapkan hukum kafir kita akan terus menghadapi teror. Baca saja itu bukunya Abu Bakar Ba’asyir “Tadzkiroh 2” ditujukan kepada DPR-MPR, aparat bidang hukum, aparat keamanan. Yang menarik kenapa DPR-MPR, ini untuk mengetahui mindset mereka ini. DPR-MPR itu kan pembuatan Undang-Undang, kemudian DPR itu simbol demokrasi. Demokrasi itu setan paling besar bagi mereka.
Kenapa? Mengagungkan kebebasan individu (kedaulatan individu). Dalam Islam menurut mereka tidak ada manusia yang berdaulat hanya satu diwakili khalifah. Oleh karena itu tujuannya mendirikan hilafah itu. Jadi DPR-MPR itu setan paling besar bagi mereka karena membuat UU. Kemudian penegak hukum, jelas menegakkan hukum kafir. Aparat bidang pertahanan, ini mempertahankan pertahanan negara kafir. Itulah mindset mereka ini.
Menurut Ansyaad, soal pemahaman terhadap agama itu wilayah para ulama. BNPT tentu sangat berharap dari para ulama untuk meluruskan ini.
Strategi yang paling mendasar dalam melawan teroris atau menghentikan teroris itu adalah apabila teroris itu melihat, mendengar, merasakan bahwa tujuan mereka itu tidak mungkin bisa dicapai karena mayoritas rakyat itu tidak setuju. Oleh karena BNPT berharap bersama-sama, tunjukkan bahwa apa yang mereka inginkan itu tidak mungkin bisa dicapai dan akan dilawan oleh mayoritas bangsa ini.
Tugas para ulama kita harus dengan gencar memberikan penjelasan-penjelasan itu tentang dokrin-dokrin agama seperti pemahaman Jihad itu seperti apa.
“Jadi marilah kita bersama-sama dalam satu garis melawan terorisme ini. Jangan malah densus dibubarkan.”
Sumber: wartatv